PENDAHULUAN
 1.1    Latar Belakang
Dalam buku
Ensiklopedi Islam, Jilid 2 (Jakarta, Ichtar Baru Van Hoeve) dijelaskan bahwa
sejarah Islam telah melalui tiga periode, yaitu periode klasik (650-1250),
periode pertengahan (1250-1800 M), dan periode modern(1800-sekarang).
Pada periode klasik,
Islam mengalami kemajuan dan masa keemasan. Hal ini ditandai dengan sangat
luasnya wilayah kekuasaan Islam, adanya integrasi antarwilayah Islam, dan
adanya   kemajuan 
dibidang ilmu pengetahuan.                                                                     .
Pada abad pertengahan, Islam mengalami kemunduran. Hal ini ditandai dengan
tidak adanya lagi kekuasaan Islam yang utuh yang meliputi seluruh wilayah
Islam, dan terpecahnya. Islam menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah.
Kerajaan-kerajaan itu antara lain:
1.     
Kerajaan Ottoman di Turki
Kerajaan Ottoman didirikan dan diproklamasikan
kemerdekaannya oleh Utsman I dari bangsaTurki Utsmani, setelah Sultan Alauddin
dari Dinasti Saljuk meniggal dunia tahun 1300 M.                                            .                                                                                                                                                .Utsman I dinobatkan sebagai raja (sultan) pertama
dari kerajaan Ottoman, yang disusul derngan raja-raja berikutnya. Kerajaan
Ottoman mengalami kemajuan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II (1451-1481
M). Sultan ini berjasa besar, karena telah menyebarluaskan Islam ke Benua
Eropa, melalui penaklukan kota  Benteng   Konstantinopel 
ibukota Romawi Timur pada tahun 1453 M. Karena
keberhasilannya ini, kemudian Sultan Muhammad II mendapat julukan Al-Fatih yang
artinya sang penakluk.                   .                                                                            
Kerajaan Ottoman mengalami masa keemasan pada masa pemerintahan Sultan Sulaeman
I (1520-1566 M), yang bergelar Sulaeman Agung dan Sulaeman Al-Qanuni. Pada masa
pemerintahannya kerajaan Ottoman memiliki wilayah kekuasaan yang cukup luas,
yaitu: Afrika Utara, Mesir, Hedzjaz, Irak, Armenia, Asia kecil, Krimea, Balkan,
Yunani, Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania, sampai ke batas Sungai Danube
dengan tiga lautan, yaitu Laut Merah, Laut Tengah, dan Laut Hitam.Namun,
setelah Sulaeman Agung meninggal dunia, kerajaan Ottoman Turki mengalami
kemunduransehingga satu demi satu wilayah kekuasaannya melepaskan diri.
2.     
Kerajaan Mogul di India
Peranan umat Islam
India dalam penyebarluasan agama Islam dapat dilihat dalam empat periode, yaitu
periode sebelum kerajaan Mogul (705-1526 M), periode Moghul (1526-1858 M), periode
masa penjajahan Inggris (1858-1947 M), dan periode negara India Sekuler (1947-sekarang).                          
Kerajaan Mogul
didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, keturunan Jengiz Khan bangsa Mongol,
pada tahun 1526 M. Kerajaan Mogul berputar di Delhi (India). Kerajaan Mogul diperintah secara silih berganti oleh
15 orang raja (sultan). Sultan Kerajaan Mogul bernama Zahiruddin Muhammad Babur
(1526-1530 M) dan sultan terakhirnya bernama Sultan Bahadur Syah II (1837-1858
M). Kerajaan Mogul mencapai puncak kejayaannya tatkala diperintah oleh Akbar
Syah I (1556-1605 M), Jahangir atau Nuruddin Muhammad Jahangir (1605-1627 M),
Syah Jihan (1627-1658 M), dan Aurangzeb atau Alamgir I (1658-1707 M)                                                          
Wilayah kekuasaan Mogul meliputi Kabul, Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud,
Allahabad, Ajmer, Guzarat, Melwa, Bihar, Bengal, Khandes, Berar, Ahmad Negar,
Ousra, Kashmir, Bajipur, Galkanda, Tajore, dan Trichinopoli.
3.    Kerajaan Safawi di Persia (sekarang Iran)
Umat Islam menguasai
Persia sejak tahun 641 M. Setelah iyu, bangsa Persia yang semula beragama
Zoroaster berbondong-bondong masuk Islam. Dinasti atau kerajaan Islam silih
berganti memerintah Persia, sampai dengan bangsa Mongol merebutnya pada abad ke-12
M. Selama tiga abad bangsa Mongol menguasai Persia, hingga pada tahun 1501 M
muncul dinasti baru, yaitu dinasti atau Kerajaan Safawi.
Kerajaan Safawi didirikan oleh Syah Ismail Syafawi (Ismai I) pada tahun 907 H
(1501 M) di Tabriz. Kerajaan Safawi mencapai puncak kejayaannya tatkala
diperintah oleh Syah Abbas (1`585-1628 M). Beliau berjasa mempersatukan seluruh
Persia, mengusir Portugis dari kepulauan Hormuz, dan nama pelabuhan Gumran
diubah menjadi Bandar Abbas (sampai sekarang). Syah Abbas juga memindahkan
ibukota kerajaan dari Qizwan keIsfahan.Setelah pemerintahan Syah Ismail Safawi
berakhir, silih berganti sultan-sultan Dinasti Safawi melanjutkan
pemerintahannya hingga sebanyak 17 sultan. Sultan terakhir kerajaan Safawi
bernama Sultan Muhammad.
Tujuan penjajahan
bangsa Eropa ada tiga, yaitu:
J Gold yang maksudnya agar memperoleh keuntungan besar,
khususnya di bidang perdagangan bangsa Eropa, membeli bahan-bahan industri dari
wilayah jajahannya dengan harga murah, kemudian menjual hasil industrinya ke
wilayah jajahannya dengan harga mahal.                                     .J Glory yang
maksudnya untuk mencapai kejayaan di bidang kekuasaan. 
J Gospel yang
artinya usaha menyebarluaskan agama Kristen. Agar
meraih keuntungan besar, bangsa Eropa melakukan usaha monopoli di bidang
perdagangan, antara lain dengan cara merebut dan menguasai pusat-pusat
perdagangan yang semula dikuasai umat Islam. Pusapusat perdaganganitumisalnya:\
Kota Goa di pantai barat India direbut pada tahun 1510 M dan dijadikannya benteng
pangkalan, untuk menyaingi perdaganagan umat islam dengan afrika timur.  Pelabuhan
Malaka pada tahun 1511 M dikuasai dan dijadikan sebagai benteng pangkalan untuk
menyaingi perdagangan umat Islam di luar Indonesia dengan Indonesia.
Akhirnya, setelah
bangsa Eropa bertambah kuat, sedangkan kerajaan-kerajaan Islam dan umat Islam
semakin lemah terutama di bidang ekonomi,militer,danilmu pengetahuan, maka
kerajaan-kerajaan Islam dan umat Islam di berbagai wilayah Asia-Afrika
dijadikan negara jajahan oleh bangsa Eropa.
 1.2   
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      bagaimana perkembangan  islam pada abad pertengahan?
2.      Menjelaskan bagaimana masa
tiga kerajaan besar  pada abad
pertengahan?
3.       Bagaimana perkembangan kebudayaan islam pada
masa abad pertengahan?
4.      Mengetahui hikmah sejarah
perkembangan islam pada abad pertengahan?
1.3   
Tujuan
Tujuan dalam pembutan makalah
ini adalah  : 
1.      Untuk memgetahui perkembangan
islam pada abad pertengahan.
2.      Untuk mengetahui perkembangan
kebuadayaan islam pada abad pertengahan. 
3.      Untuk mengetahui hikmah
sejarah perkembangan agama islam pada abad pertengahan.
1.4  Manfaat
Manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah : 
1.      Bagi pembaca sebagai bahan
acuan dan bacaan untuk mengetahui informasi perkembangan islam di abad
pertengahan.
2.      Bagi penulis menambah wawasan
dan pengetahuan tentang materi pembahasan dan tentunya pembuatan makalah ini
juga membeirkan pengalaman tersendiri bagi penulis yang tentunya sangat
bermanfaat.
BAB 11
PEMBAHASAN
 2.1  Perkembangan  Islam pada Abad pertengahan (1250-1800)
Perkembangan Islam pada abad
pertengahan ini dilakukan melalui tiga jalan yang dilalui untuk memperkenalkan
Islam pada masyarakat Eropa. Ketiga jalan tersebut adalah :
a.         Jalan
Barat
Proses melalui jalan
barat dimulai dari kawasan Afrika Utara dengan melewati Semenanjung Iberia.
Para pejuang Islam yang melalui jalan ini dipimpin oleh Thariq bin Ziyad dan
dimulai pada tahun 711 M. Perjalanan Thariq dan rombongannya ini dikenal
lantaran prestasinya yang mampu melewati Pegunungan Pirenia yang pada waktu itu
terkenal sangat menakutkan. Namun, di kota Poitiers, Thariq dan rombongannya
ditahan oleh tentara Prancis yang dipimpin oleh Karel Martel pada 732 M.
Akhirnya, rombongan Thariq ini dibebaskan oleh Khalifah Umayyah yang berkuasa
di semenanjung Iberia.
b.      Jalan Tengah
Rute jalan tengah ini
dimulai dari kawasan Tunisia. Rombongan yang melewati jalan tengah ini menuju
Apenina dengan melalui Sisilia. Sisilia serta Italia Selatan sempat dikuasai
oleh pejuang Islam meski tidak terlalu lama. Sebab, pada abad
11, kedua kawasan
tersebut berhasil direbut oleh bangsa Nordia.
c.       Jalan Timur 
Pada 1453, Turki yang
dipimpin Sultan Muhammad II mampu mengalahkan Byzantium. Caranya dengan menyerang
Konstantinopel melalui laut Hitam yang merupakan bagian belakang
Konstantinopel. Hal ini tidak diduga oleh tentara Byzantium sehingga dengan
mudah mampu ditundukkan.                                                  
.
Setelah menundukkan Byzantium, tentara Turki melanjutkan perjalanan hingga
Wina, Austria. Perjalanan dilanjutkan menuju Semenanjung Balkan. Kawasan Balkan
sempat dikuasai tentara Islam selama empat abad hingga abad 19.  Meski
demikian, konstantinopel tetap berada dalam kekuasaan dinasti Umayyah dan
berganti nama menjadi Istambul.
Perkembangan Islam,
mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran. Fase kemajuan
terjadi pada tahun 650 -1250 M yang ditandai dengan sangat luasnya kekuasaan
Islam, ilmu dan sain mengalami kemajuan dan penyatuan antar wilayah Islam dan
fase kemunduran terjadi pada tahun 1250 – 1500 M. yang ditandai dengan
kekuasaan Islam terpecah-pecah dan menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah
pisah. Kemunduran Islam pada abad pertengahan, pada umumnya yang menjadi
penyebab diantaranya adalah sebagai berikut:
-         
Tidak menjaga dengan baik Wilayah kekuasan yang luas
-         
Penduduk sangat heteregin sehingga mengalami kendala
dalam penyaluran
-         
Para penguasanya lemah dala kepemimpinannya
-         
Krisis ekonomi
-         
Dekadensi moral yang tidak terkendali
-         
Apatis dan stagnai dalam dunia iptek
-         
Konflik antar Kerajaan Islam
Terlebih lagi
setelah, pasukan Mughal yang dipimpin oleh Hulagu Khan berhasil
membumihanguskan Baghdad yang merupakan pusat kebudayaan dan peradaban Islam
yang kaya dengan ilmu pengetahuan, hal ini terjadi pada tahun 1258 M. Saat itu
kekhalifahannya dipimpin oleh khalifah Al Mu’tashim, penguasa terakhir Bani
Abbas di Baghdad.
Setelah Baghdad ditaklukkan Hulagu, umat islam dikuasai oleh Hulagu Khan yang
beragama Syamanism tersebut, kekuatan politik Islam mengalami kemunduran yang
sangat luar biasa. Wilayah kekuasaannya terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan
kecil yang tidak bisa bersatu, satu dan lainnya saling memerangi.
Peninggalan-peninggalan budaya dan peradaban Islam hancur ditambah lagi
kehancurannya setelah diserang oleh pasukan yang dipimpin oleh Timur Lenk.
2.2   Tiga Kerajaan Besar (1500-1800)  
Keadaan perkembangan
Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali walaupun tidak
sebanding dengan masa sebelumnya ( klasik) setelah berkembangnya tiga kerajaan
besar yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Mughal di India dan kerajaan
Safawi di Persia. Diantara ketiga kerajaan tersebut yang terbesar dan paling
lama bertahan adalah kerajaan Usmani.
a.     
Kerajaan Usmani
Kerajaan Utsmani
didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan
daerah utara negeri Cina yang bernama Usmani atau Usmani I dan memproklamirkan
diri sebagai Padisyah al Usman atau raja besar keluarga Usman tahun 1300 M (699
H). Kerajaan yang didirikan oleh Usmani ini selanjutnya memperluas wilayahnya
ke bagian Benua Eropa. Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan
kota Broessa tahun 1317 M sehingga tahun 1326 M dijadikan sebagai Ibukota
Negara.
Pada masa pemerintahan Orkhan, kerajaan Usmani menaklukkan Azmir tahun 1327 M,
Thawasyannly tahun 1330 M, uskandar tahun 1338 M, Ankara 1354 M dan Gallipoli
tahun 1356 M. Daerah-daerah tersebut adalah bagian benua Eropa yang pertama
kali diduduki kerajaan Usmani.
Kerajaan Usmani untuk
masa beberapa abad masih dipandang sebagai Negara yang kuat terutama dalam
bidang militer. Kemajuan-kemajuan kerajaan Usmani yaitu dalam bidang
pemerintahan dan kemiliteran, bidang ilmu pengetahuan dan budaya misalnya
kebudayaan Persia, Bizantium dan arab, pembangunan Masjid-Masjid Agung,
sekolah-sekolah, rumah sakit, gedung, jembatan, saluran air villa dan pemandian
umum dan di bidang keagamaan.misalnya seperti fatwa ulama yang menjadi hukum
yang berlaku. Kerajaan Usmani sepeninggal Sultan Al Qanuni, mengalami
kemunduran yang disebabkan oleh berbagai problema sebagai berikut :
1.      Penduduknya sangat
heterogen
2.      Tidak dapat menguasai
wilayah yang luas
3.      Kepemimpinannya
lemah  
4.      Terjadinya dekadensi
moral
5.      Krisis ekonomi dan 
6.      Ilmu dan tekhnologi stagnan
7.      Sempat dikuasai oleh
pejuang Islam meski tidak terlalu lama. Sebab, pada abad 11, kedua kawasan
tersebut berhasil disebut oleh bangsa Nordia.
b.     
Kerajaan Safawi Di Persia
\Kerajaan Syafawi, mulanya adalah sebuah gerakan
tarekat yang berdiri di Ardabil (Azerbaijan). Tarekatnya bernama tarekat
Safawiyah, nama ini diambil dari nama pendirinya yang bernama Safi-Al Din dan
nama Syafawi dilestarikan setelah gerakannya berhasil mendirikan kerajaan.
Jalan hidup yang
ditempuh Al Din adalah jalan sufi dan mengembangkan tasawuf Safawiyah menjadi
gerakan keagamaan yang sangat berpengaruh di Persia, Syiria dan Anatolia. Yang
semula bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar dan memerangi orang-orang
yang ahli bid’ah. Lama kelamaan pengikut tarekat Syafawiyah berubah menjadi
tentara dan fanatik dalam kepercayaan dan menentang keras terhadap orang selain
Syiah
Dalam perkembangannya, kerajaan Syafawi selanjutnya dipimpin oleh Ismail yang
baru berusia tujuh tahun. Ismail beserta pasukannya yang bermarkas di Gilan
selama limabelas tahunmempersiapkan kekuatannya dan mengadakan hubungan dengan
para pengikutnya di Azerbeijan, Syiria dan Anatolia dan pasukan tersebut
dinamai Qizilbash atau baret merah.
Saat kepemimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, pasukannya dapat mengalahkan AK
Koyunlu di Sharur dan Tabriz sehingga Ismail memproklairkan dirinya menjadi
raja pertama dinasti Syafawi dan berkuasa selama 23 tahun.
Masa keemasan
kerajaan Syafawi terjadi pada masa kepemimpinan Abbas I yaitu di bidang
pilitik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan bidang pembangunan fisik dan seni.
Kemajuan yang dicapainya membuat kerajaan Syafawi menjadi salah satu dari tiga
kerajaan besar Islam yang diperhitungkan oleh lawan-lawannya terutama dibidang
politik dan militer.
Setelah mengalami kejayaan, kerajaan Safawi tidak lama kemudian mengalami
kemunduran penyebabnya adalah antara lain:
a.Kemerosotan moral
para pemimpin kerajaan
b.Konflik yang
berkepanjangan dengan kerajaan Usmani 
c. Pasukan yang
dibentuk Raja Abbas I yaitu pasukan Ghulam tidak memiliki jiwa pratirotik
c.      
Kerajaan Mughal di India
Kerajaan Mughal
adalah kerajaan yang termuda diantara tiga kerajaan besar Islam. Kerajaan ini
didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530). Babur dengan bantuan Raja Safawi
dapat menaklukkan Samarkhad tahun 1494 M. Tahun 1504 M dapat menduduki Kabul
ibukota Afganistan. Setelah itu, Raja Babur mengadakan ekspansi terus-menerus.
Kemajuan – kemajuan
kerajaan mughal diantaranya:
1. Di bidang Ekonomi,
mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Masalah sumber
keuangan Negara lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian
2. Di bidang seni dan
budaya misalnya karya sastra gubahan penyair istana, penyair yang terkenal
yaitu Malik Muhammad Jayazi dengan karyanya padmavat (karya yang mengandung
pesan kebajikan jiwa manusia), karya-karya arsitektur seperti istana fatpur
Sikri di Sikri, vila dan masjid-masjid Pada tahun 1858 M kerajaan Mughal juga
mengalami kemerosotan, penyebabnya antara lain
1.Kemerosotan moral
dan para pejabatnya bermewah-mewahan
2.Pewaris kerajaan
dalam kepemimpinannya sangat lemah dan
3. Kekuatan
mililernya juga lemah
1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Abad Pertengahan
Salah satu hasil yang
bisa dilihat dan dirasakan dalam proses perkembangan Islam di Abad pertengahan
ini di antaranya adalah majunya ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Diakui atau
tidak, ilmu pengetahuan dan kebudayaan Eropa memiliki basis dari Islam. Hal ini
terjadi dalam proses masuknya Islam ke kawasan Eropa, baik melalui proses
perdagangan maupun dalam peristiwa besar sejarah seperti perang salib. Ada
beberapa sektor penting yang muncul sebagai pengaruh perkembangan Islam di abad
pertengahan. Beberapa sektor tersebut diantaranya :
·      
Bidang Politik
Di bidang politik,
kawasan Eropa sempat mengalami balance of power pada tahun 750 M. Hal ini
terjadi baik di kawasan barat maupun timur. Di kawasan barat, muncul permusuhan
antara bani Umayyah II yang berkuasa di Andalusia dengan kekaisaran Karolong
dari Prancis. Sementara di kawasan timur, muncul pula perseteruan antara Bani
Abbasyah dengan kekaisaran Byzantium di kawasan Balkan. Di sisi lain, bani
Abbasyah juga memiliki perseteruan dengan bani Umayyah. Pun, kekaisaran
Karoling berseteru dengan Byzanium timur dalam masalah perebutan wilayah
Italia. Akhirnya, muncullah perseketuan pada keempat pihak tersebut. dimana
bani Abbasyah bersekutu dengan kekaisaran Karoling. Sedangkan bani Umayyah II
menjalin hubungan baik dengan Byzantium timur. Proses persektutuan ini sendiri
pecah, pada saat terjadinya perang salib yang terjadi pada tahun 1096-1291.
·      
Bidang Ekonomi Sosial
Andalusia yang sudah
dikuasai Islam pada 711 M dan konstantinopel pada 1453 M, menjadikan sektor
perdagangan Eropa banyak dikuasai oleh pedagang Islam. Andalusia yang sudah
dikuasai Islam pada 711 M dan konstantinopel pada 1453 M, menjadikan sektor
perdagangan Eropa banyak dikuasai oleh pedagang Islam. Hal ini karena kawasan
tersebut kemudian dijadikan sebagai  salah satu jalur perdagangan Asia ke
Eropa. Kondisi ini menjadikan negara Islam memiliki dominasi dalam sistem perdagangan
yang diterapkan di kawasn tersebut.
·      
Bidang Kebudayaan
Dengan masuknya
bangsa Arab ke kawasan Eropa, menjadikan bangsa Eropa mampu memahami pemikiran
kuno yang banyak didominasi dari bangsa Yunani serta Babilonia. Ada beberapa
tokoh dari kedua kawasan tersebut yang dianggap sebagai tokoh-tokoh yang mampu
mengubah pemikiran dunia. Diantaranya adalah       
       
 Al Farabi (780-863)
Al Farabi merupakan
tokoh yang mengumpulkan dan menerjemahkan buku-buku karya Aristoteles. Oleh
karenanya, Al Farabi juga dijuluki sebagai guru kedua, sementara julukan guru
pertama diberikan kepada Aristoteles. Selain itu, Al Farabi juga banyak menulis
buku yang terkait dengan masalah filsafat dasar yang tidak kalah hebat dengan
Aristoteles
Ibnu Rusyd (1120-1198)
Dikenal juga dengan
nama Averoos. Pemikirannya di kawasan Eropa dikenal dengan nama Averoisme yang
mengajarkan tentang kebebasan berfikir. Inilah yang menjadi dasar munculnya
reformasi pada abad 16 M serta terjadinya gerakan rasionalisme pada abad 17 M. Buku-buku
karya Ibnu Rusyd ini bisa ditemukan di perpustakaan Eropa serta Amerika. Karya
dari Ibnu Rusyd banyak disebut dengan.
 Ibnu Sina (980-1060)
Merupakan tokoh yang
banyak mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan. Hal ini karen Ibnu
Sina yang dikenal juga dengan Avecia adalah dokter yang berasal dari kota
Hamzan Persia. Ide Ibnu Sina yang paling terkenal adalah wahdatul wujud atau
paham yang memperkenalkan tentang segala sesuatu serba wujud. Bukunya yang
banyak berpengaruh dalam ilmu kedokteran dunia adalah Al Qanun fi At Tibb.
·          
Bidang Pendidikan
Banyak pemuda Eropa
yang belajar di universitas-unniversitas Islam di Spanyol seprti Cordoba,
Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar di
universitas-universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya
ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke
negerinya, mereka mendirikan seklah dan universitas yang sama. Universitas yang
pertama kali berada di Eropa ialah Universitas Paris yang didirikan pada tahun
1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru berdiri 18 universitas.
Pada universitas tersebut diajarkan ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari
universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat.
Banyak gambaran berkembangnya
Eropa pada saat berada dalam kekuasaan Islam, baik dalm bidang ilmu
pengetahuan, tekhnologi, kebudayaan, ekonomi maupun politik. Hal-hal tersebut
antara lain sebagai berikut.
1. Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar
ilmu kedokteran pada salah    satu fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika kembali
ke negerinya Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I (1120
M).
2.
Cordoba mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000 buku dalam berbagai cabang
ilmu pengetahuan.
3. Seorang pendeta kristen Roma dari Inggris bernama
Roger Bacon (1214-1292 M) mempelajari bahasa Arab di Paris (1240-1268 M).
4. Seorang sarjana berkebangsaan Perancis bernama
Gerbert d’Aurignac (940-1003 M) dan pengikutnya, Gerard de Cremona (1114-1187
M) yang lahir di Cremona, Lombardea, Italia Utara, pernah tinggal di Toledo,
Spanyol.
5. Apabila kerajaan-kerajaan non muslim mengalahkan
kerajaan-kerajaan Islam, maka yang terjadi adalah pembumihangusan kebudayaan
Islam dan pembantaian kaum muslim.
6. Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena
telah meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka
diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya
mereka sendiri.
Akibat atau pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan Islam ini menimbulkan
kajian filsafat Yunani di Eropa secara besar-besaran dan akhirnya menimbulkan
gerakan kebangkitan atau renaissans pada abad ke-14 berkembangnya pemikiran
yunani ini melalui karya-karya terjemahan berbahasa arab yang kemudian diterjemahkan
kembali ke dalam bahasa latin. Disamping itu, Islam juga membidani gerakan
reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M, dan aufklarung
atau pencerahan pada abad ke-18 M. Nasib kaum muslim di Spanyol sepeninggal Abu
Abdullah Muhammad dihadapakan pada beberapa pilihan antara lain masuk ke dalam
kristen atau meninggalkan spanyol. Bangunan-bangunan bersejarah yang dibangun
oleh Islam diruntuhkan dan ribuan muslim mati terbunuh secara tragis. Pada
tahun 1609 M, Philip III mengeluarkan undang-undang yang berisi pengusiran
muslim secara pakasa dari spanyol. Dengan demikian, lenyaplah Islam dari bumi
Andalusia, khusunya Cordoba yang menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan
di barat sehingga hanya menjadi kenangan.
2.3   Perkembangan Kebudayaan Islam Pada Abad Pertengahan
Perkembangan
kebudayaan Islam timbul setelah diawali sederetan kebudayaan manusia dan
seiring dengan sederetan kebudayaan setelahnya. Kebudayaan- kebudayaan Islam
pada abad pertengahan yang menonjol diantaranya :
Dalam
perkembangan arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan Masjid yang indah
seperti Masjid Al Muhammadi, Masjid Agung Sulaiman dan Masjid Abi Ayyub Al
Anshari dengan hiasan-hiasan kaligrafi yang indah. Selain itu terdapat 235
bangunan dibangun dan dikoordinasi oleh Sinan, arsitek yang berasal dari
Anatolia. Perkembangan kebudayaan Islam tersebut terjadi pada masa kerajaan
Usmani. Pada masa kerajaan Safawi telah berhasil membuat Isfahan menjadi
ibukota dan kota yang indah yang terdiri dari bangunan-bangunan seperti masjid,
rumah-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan
Istana Chihil Sutun, taman-taman wisata yang ditata dengan indah. Di Isfahan
terdapat 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umum. Dalam
bidang seni, gaya arsitek bangunan-bangunannya sangat kentara, misalnya masjid
Shah (1611 M dan masjid Syaikh Lutf Allah (1603 M. Unsur seni lainnya seperti
kerajinan tangan, karpet, permadani, pakaian, keramik,tenunan, mode, tembikar,
dan seni lukis. Selain yang tersebut, perkembangan budaya Islam juga berkembang
di kerajaan Mongol misalnya karya seni yang menonjol adalah karya sastra
gubahan penyair istana, baik yang berbahasaPersia maupun India. Malik Muhammad
Jayazi adalah penyair India yang terkenal dan menghasilkan karya besar
“Padmavat”, Abu Fadl dengan karyanya Akhbar nama dan Aini Akhbari yang
memaparkan sejarah kerajaan Mongol dengan figure kepemimpinannya. Dalam hal
seni terdapat karya-karya arsitektur yang indah seperti Istana Fatpur Sikri di
Sikri, vila dan masjid-masjid yang megah nan indah seperti masjid yang
berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, Masjid Raya Delhi dan istana indah
di Lahore.
Pada abad pertengahan
muncul nama-nama yang terkenal yaitu para sastrawan yang hidup pada abad
pertengahan yaitu diantaranya:
a.         Fuzuli
dengan karyanya yang berjudul Shikeyetname atau pengasuan. Ia tinggal di   Irak
dan wafat tahun 1556
b.       Jalaluddin Ar Rumi yang mendapat gelar Maulana
atau tuan kami dengan karyanya Diwan Syams-I Tabriz yaitu kumpulan puisi yang
terdiri dari 33.000 bait dan Masnawi yang terdiri dari 26.660 dan dibuat dalam
waktu 10 tahun. Ia lahir di Afganistan tahun 1207 M dan wafat di Turki tahun
1273 M
c.        Sa’adi Syiraj yaitu sastrawan dari Persia
dengan karyanya yang berjudul Bustan atau kebun buah dan Gulistan yang berisi tentang kata-kata
mutiara, kisah-kisah, nasehat-nasehat, renungan dan humor.
d.       Fariduddin Al Attar dengan karyanya Mantiq At
Tair atau musyawarah bunga, Tadzkiratul Auliya dan Pend Namah atau kitab
nasihat.
e.        Hamzah Fansuri, Nuruddin Ar Raniri dan
Syamsudin Pasai, sunan kalijaga, sunan Bonang dan Kiageng Selo. Karya-karya
mereka berisi tentang nasehat-nasehat agama 
2.4.  Hikmah
Sejarah Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan
Ada
beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari sejarah perkembangan Islam pada
abad pertengahan, diantaranya sebagai berikut :
Meskipun Bani Umayyah telah dihancurkan
oleh Bani Abbasyah, perluasan wilayah Islam masih terus dilanjutkan sehingga
dengan demikian kebudayaan Islam tetap berkembang di Eropa. Hal tersebut
menandakan bahwa semangat kaum muslim dalam meraih cita-cita sangat tinggi
sehingga melahirkan persatuan dan kesatuan yang sangat dibutuhkan dalam
mewujudkan hal tersebut. Hal ini terbukti dalam setiap perluasan wilayah, kaum
muslim mampu menguasai Spanyol dalam waktu sekitar delapan abad (711-1492 M)
dan menguasai Semenanjung Balkan sekitar 4 abad (1453-1918 M)
Niat yang tulus
ketika melakukan sesuatu karena Allah sangat dibutuhkan, ketika niat telah
berubah menjadi orientasi terhadap kekuasaan atau harta, maka dengan cepat
kehancuran akan menimpa. Hal tersebut telah banyak dibuktikan pada peristiwa-peristiwa
runtuhnya daulah bani Umayyah, bani Abbasyah, dan bani Umayyah II di Andalusia
serta kerajaan atau pemerintahan lain dimanapun berada.
Penaklukan wilayah
yang demikian luas  oleh kaum muslim saat
itu berdasarkan pada permintaan penduduk suatu negara yang ditindas oleh
pemimpin mereka sendiri. Hal tersebut dikarenakan penduduknya berada dibawah
pemerintahan yang zalim atau karena kerajaan tersebut telah mengganggu
wilayah-wilayah Islam. Oleh karena itu, kaum muslim telah bertindak sebagai
pembebas masyarakat suatu negara dari tindakan pemerintah mereka yang
sewenag-wenang dan bukan bertindak sebagai penjajah atas suatu negara. Penduduk
yang dibebaskan tetap diberikan keleluasan untuk menjalankan agama atau
kepercayaan mereka masing-masing meskipun upaya penyebaran agama Islam
senantiasa dilakukan.
Islam memiliki kontribusi yang
sangat besar dalam upaya menyebarkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Eropa
memiliki kemajuan saat ini salah satunya disebabkan jasa sarjana-sarjana muslim
yang telah menjadi mata rantai perkembangan ilmu pengetahuan kepada masyarakat
Eropa saat itu.
  
BAB
III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Perkembangan Islam
pada abad pertengahan ini dilakukan melalui tiga jalan yang dilalui untuk
memperkenalkan Islam pada masyarakat Eropa. Ketiga jalan tersebut adalah Jalan
Barat,Jalan Tengah,Jalan Tiimur. Perkembangan Islam, mengalami dua
fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran. Keadaan perkembangan Islam secara
keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali walaupun tidak sebanding dengan
masa sebelumnya ( klasik) setelah berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu
kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Mughal di India dan kerajaan Safawi di
Persia. Ada beberapa sektor penting yang muncul sebagai pengaruh perkembangan
Islam di abad pertengahan. Beberapa sektor tersebut diantaranya bidang Politik,
bidang Ekonomi Sosial,bidang Kebudayaan,bidangPendidikan.
3.2 SARAN
Ada beberapa saran yang penulis pandang layak dijadikan saran bagi
pembaca : 
1.      Menjelajahi
perkembangan islam pada abad pertengahan itu penting karena dengan menjelajahi
perkembangan islam pada abad pertengahan kita tahu perkembangan dan kejadian
apa saja yang terjadi pada saat itu. 
2.     
 Walaupun pada abad pertengahan islam mengalami
kemunduran tapi disini juga terdapat sisi baiknya dalam perkembangan  islam disaat itu.
DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri.2008.Sejarah peradaban islam dirasah islamiyah
II. Jakarta: Raja Wali pers.
Syalabi, Ahmad.1979.Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta :
Pustaka al-husna.