BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Jauh
sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang ini kita disebut
sesuatu sebagai suatu disipli ilmu sebagaimana kita mengenal ilmu kedokteran,
fisika, matematika, dan lain sebagainya. Umat manusia lebih dulu memikirkan
dengan bertanya tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat. Dan jawaban
mereka itulah yang nanti akan kita sebut sebagai sebuah filsafat. Sebagaimana
definisinya, sejarah dan perkembangan filsafat pun takkan pernah habis untuk
dikupas. Tapi justru mengapa filsafat begitu layak untu dikaji demimencari
serta memaknai segala esensi kehidupan.
B.
Rumusan masalah
Ø Bagaimana perkembangan Filsafat Yunani
Pra-Socrates?
Ø Siapa saja tokoh Filsafat Yunani
Pra-Socrates?
Ø Bagaimana perkembangan Filsafat Sofisme?
C.
Tujuan
Ø Mengetahui perkembangan klasik
Ø Mengetahui tokoh-tokoh Filsafat
Pra-Socrates
Ø Memahami pola pikir pemikiran Filsafat
Yunani Pra-Socrates
A.
Filsafat Yunani Pra-Socrates
Menurut
Juhaya S. Pradja (2003 : 50-58), para filsofos Yunani yang pertama tidak lahir
ditanah sendiri, melainkan di tanah perantauan di Asia Minor. Dahulu, bangsa
Yunani di Semenanjung Balkan banyak yang menjadi perantau, karena tanhnya tidak
subur, dan sepanjang daratan dilalui oleh bukit barisan, serta banyak teluk
yang menjorok ke daratan, sehingga tidak banyak tanah yang baik untuk tempat
tinggal. Mereka yang merantau itu hidup makmur, dari perniagaan dan pelayaran.
Kemakmuran itu memberikan kelonggaran bagi mereka untuk mengerjakan hal-hal
selain mencari penghidupan. Waktu yang terluang dipergunakan untuk memperkuat
kemuliaan hidup dengan seni dan mengembangkan buah pikiran. Itulah sebabnya,
Meiletos di Asia Minor, kota tempat mereka merantau, menjadi tempat lahirnya
filosof-filosoof Yunani yang pertama, seperti Thales, Anaximandos, dan
Anaximenes. Mereka disebut Filosof Alam sebab tujuan filsafat mereka ialah
memikirkan masalah alam besar, dari mana terjadinya alam.
1.
Thales
Filosof alam pertama
adalah Thales, yang hidup pada abad ke-6 sebelum Masehi. Di kalangan
orang_orang Yunani pada waktu itu, ia dikenal sebagai salah seorang hoi liepta soplioi, yaitu tujuh orang
yang bijaksana, atau The Seven Wise Men atau al-Hukania’ as-Saba’ah.
Aristoteles memberikan gelar kepada Thales sebagai filosof pertama.
Thales adalah seorang
saudagar yang sering berlayar ke negeri Mesir. Ia menemukan ilmu ukur dari
Mesir dan membawanya ke Yunani. Diceritakan pula bahwa ia memiliki ilmu tentang
cara mengukur tinggi piramid-piramid dari bayangannya; cara mengukur jauhnya
kapal dilaut dari sebuah pantai; ia juga mempunyai teori tentang banjir tahunan
Sungai Nil di Mesir. Bahkan ia juga berhasil meramal terjadinya gerhana
matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Oleh karena itu, ia dikenal sebagai
ahli astronomi dan metafisika.berbagai penemuan Thales menggiring cara berfikir
manusia dari mitos-mitos kepada alam nyata yang empirik.
Dalam pandangan Thales,
animismeialah kepercayaan bahwa bukan saja barang yang hidup mempunyai jiwa,
tetapi juga benda mati. Kepercayaannya ke sana dikuatkan oleh pengalaman pula.
Besi berani dan batu api yang digosok sampai panas menarik barang yang dekat
padanya. Ini pandangannya sebagai mempunyai pandangan berjiwa.
Dunia mitologi Yunani
mulai tergeser oleh pandangan Thales, sehingga mitos-mitos yang dipercayai
kebanyakan orang pada zamannya dipandang telah begitu lama membohong alam
pikiran manusia. Bahkan hebatnya Thales, dia berhasil dengan menebak dengan
tepat gerhana matahari yang terjadi pada masanya. Perbuatan ini menyebabkan dia
termasyhur. Selain sebagai seorang ahli astronomi, yang sering dilukiskan dalam
bentuk karikatur, sebagai seorang yang begitu sibuk dalam memperhatikan
bintang-bintang hingga ia pun terperosok jatuh ke dalam sumur.
Thales disebut-sebut
sebagai Bapak Filsafat Yunani, sebab dialah filsofos yang yang pertama. Namun,
ajaran filsafatnya tidak pernah dituliskannya, sehingga Aristoteles
melukiskannya secara gamblang tentang perjalanan pemikiran Thales.
2.
Anaxismandros
Anaximandros (610-574
SM) adalah murid Thales. Usianya lima belas tahun lebih muda daripada Thales,
tetapi meninggal dunia dua tahun lebih dahulu. Sebagai filosof, ia lebih besar
daripada gurunya,. Ia juga ahli astronomi, disamping itu ia ahli ilmu bumi.
Menurut Anaximandros, Apeiron itu tidak dapat dirupakan, tidak
ada persamaannya dengan salah satu barang yang kelihatan di dunia ini, sebab
segala yang kelihatan itu, yang dapat ditentukan rupanya dengan pancaindra kita
adalah barang yang mempunyai akhir yang berhingga. Oleh sebab itu, apeiron adalah barang yang asal, yang
tidak berhingga dan tiada berkeputusan itu mustahil bagi salah satu dari barang
yang berakhir itu. Segala yang tampak dan terasa itu, segala yang dapat
ditentukan rupanya dengan panca indra kita, semua mempunyai akhir. Semua itu terjadi
dari Apeiron, dan kembali pula kepada
Apeiron. Oleh karena itu, Apeiron itu bersifat Ilahi, abadi tak
terubahkan dan meliputi segala-galanya.
Adapun bumi pada
awalnya dibalut oleh uap yang basah. Karena berputat terus-menerus, yang basah
itu secara berangsur-angsur menjadi kering, akhirnya tinggalah sisa uap yang
basah itu sebagai laut pada bumi.
Mengenai terjadinya
makhluk di bumi, Anaximandros menerangkan bahwa atas pengaruh yang panas
tersebut, dari uap basah dibumi itu terjadilah makhluk-makhluk hidup, yang
kemudian secara bertingkat-tingkat mengalami kemajuan dalam hidupnya. Pada
mulanya, bumi ini diliputi oleh air semata-mata. Olah sebab itu, makhluk yang
pertama di atas bumi ialah hewan yang hidup di dalam air, seperti ikan. Akan
tetapi, setelah tanah semakin kering, timbullah daratan maka makhluk yang lain
mulai berkaembang di atas daratan.
Pendapat Anaxismandros
tentang kejadian dan kemajuan makhluk hidup di dunia ini banyak menyerupai
teori evolusi Darwin yang muncul pada abad ke-19. Tidak heran, kalau orang
mengarang lelucon bahwa Anaximandros patut dipandang sebagai “Darwinis”, yaitu
pengikut darwin pertama kali.
Meskipun teori tentang
asal kejadian alam tidak begitu jelas, dia adalah seorang yang cakap dan
cerdas. Dia tidak mengenal ajaran Islam ataupun Kristen bahwa semula tidak ada
dunia lantas diciptakan menjadi ada dan nanti akan kembali menjadi tidak ada
dngan cara being and becoming.
Sifat-sifat yang
diberikan oleh Anaximendros tentang apeiron,
yaitu sebagai zat atu sesuatu yang tak terhingga, tak tebatas, tak dapat
diserupakan dengan alam, pemahaman tentang apeiron
dapat dianalogikan dengan pemahaman orang muslim tentang Tuhan.
3.
Anaximenes
Anaximenes (585-524 SM)
adalah murid dari Anaxomendros, yang secara subtensial, pemahaman alamnya tidak
berbeda dengan gurunya. Anxamenes mengajarkan bahwa asal dari alam ini satu dan
tidak terhingga. Hanya saja, ia tidak dapat menerima ajaran Anaximens bahwa yang asal itu tidak ada
persamaannya dengan barang yang baru lahir dan tak dapat dirupakan. Baginya,
yang asal itu mestilah satu dari yang ada dan tampak. Barang yang asal itu
ialah udara.
Mengenai terjadinya
alam ini, ia mengatakan, “Semuanya terjadi dari udara. Karena grak udaralah
yang menjadi sebab terjadinya. Udara bisa jarang dan sangat rapat. Kalau udara
menjadi jarang, tejadilah api, kalau udara terkumpul menjadi rapat, terjadilah
angin dan awan itu. Dari air terjadi tanah, dan tanah yang sangat padat lagi,
turunlah hujan dari awan itu. Dari air terjadi tanah, dan tanah sangat padat
menjadi batu.”
Dari
pandangan-pandangan dan hasil pemikiran filofof-filosof pertama dari Miletos
diatas dapat diringkas sebagai berikut:
1. Alam semsta itu merupakan satu
keseluruhan yang mempunyai dasar atas asl yang satu, walaupun mereka tidak
sepakat tentang yang satu, yang menjadin dasar dari kejadian alam semesta ini.
2. Alam semesta ini dikuasai oleh hukum,
kejadian-kejadian dalam alam tidak terjadi secara kebetulan, tetapi ada semacam
keharusan di belakang kejadian-kejadian itu.
3. Akibatnya, alam semesta ini merupakan
kosmos, dalam arti alam yang teratur, sebagai lawan dari chaos dalam arti alam yang
kacau-balau.
Dalam pandangan
asal,Anaximenes turun kembali ke tingkat yang sama dengan Thales. Kedua-duanya
berpendapat, yang asal itu mestilah salah stu dari yang ada dan kelihatan.
Anaximenes yang mencari
asal alam, belum memerhatikan soal jiwa dalam penghidupan masyarakat.
Kepentingan jiwa itu tampak olehnya dalam perhubungan alam besar saja. Jiwa itu
menyusun tubuh manusia jadi satu dan menjaga supaya tubuh tidak gugus dan
bercerai-berai.
Anaximenes adalah
seorang filosof alam yang juga memperbincangkan soal wujud jiwa atau roh. Ia
menghubungkan sebagai bahan dasar roh yang menghidupkan manusia dari berbagai
alam. Pandangannya tentang wujud jiwa tidak dikupasnya panjang lebar
dibandingkan filsafatnya tentang alam.
4. Phytagoras
Ada
yang berpendapat bahwa phytagoras erpengaruh pada aliran mistik yang berkembang
dalam alam yunani, yang bernama orfisisme. Ajaran tarikat yang dikembangkan
oleh phytagoras ialah riyadhah bathiniyah semacam pendidikan jiwa yang
dimaksudkan untuk menyucikan roh. Phytagoras percaya akan kepindahan jiwa dari
makhluk yang sekarang kepada makhluk yang akan datang. Menurut kepercayaan
phytagoras, manusia itu asalnya Tuhan. Jiwa itu penjelmaan dari Tuhan yang
jatuh kedunia karena berdosa. Manusia yang menginginkan kesucian Rohnya,
jasmani dapat dibersihkan dengan meninggalkan makan-makanan yang berasal dari
binatang. Rohani dibersihkan melalui berzikir.
Hidup
didunia ini menurut paham phytagoras adalah persediaan buat akhir. Segala
bentuk duniawi adalah berkal dikehidupan ukhrawi. Berlagu dengan musik termasuk
jalan untuk membersihkan roh.dalam penghidupan phytagoras musik itu dimuliakan.
Pytagoras mengajarkan filsafatnya dengan lisan. Kebenaran bagi phytagoras
adalah keseimbangan antara roh dan jiwa, jasmani dan rohani. Phytagoras dikenal
sebagai seorang ahli dalam dunia mistik, seorang filosof, dan ahli dalam ilmu
matematik dan ilmu berhitung. Falsafah pemikirannya banyak di ilhami oleh
rahasia angka-angka. Ia beranggapan bahwa hakikat dari segala sesuatu adalah
angka. Batas, bentuk dan angka dalam pengertian phytagoras adalahsesuatu yang
sama. Dunia angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat hubungannya dengan
dunia bentuk.
Bagi
phytagoras “all things are numbers” adalah awal lahirnya ilmu pasti, theologi,
mistik, dan tasawuf. Demikian pula, dengan kenyataan hidup yang tidak lain
hanyalah angka-angka, sebagaimana angka mulai hidup dan angka kematian. Umur
mulai lahir dan usia menutup kehidupan. Dari sini, dapat dilihat percakapan
phytagoras dalam matematik yang memengaruhi fikiran filsafatnya, sehingga pada
segala keadaan, ia melihat dari angka-angka dan segala keadaan merupakan paduan
dari unsur angka. Angka adalah asal dari segalanya dan segala macam
perthubungan dapat dilihat dari angka-angka.
Menurut
phytagoras, bilangan merupakan anasir penyusunan segala macam bentuk dan
perhubungan. Benda-benda itu merupakan benda imitasi dari bilangan-bilangan
yang mengubah materi (matter) menjadi bentuk (forms) adalah bilangan. Oleh
karena itu, phytagoras berkesimpulan bahwa dibalik semua fenomena yang terlihat
terdapat bilangan, bilangan merupakan dasar bagi segalanya, maka apabila
memperoleh angka yang benar., kita akan memperoleh kebenaran sesuatu. Menurut
phytagoras, pertentangan antara dua hal yang bertlawanan inilah yang menjadikan
keserasian alam ini.
5. Herakleitos
Menurut
herakleitos, tidak ada satupun di alam ini yang bersifat tetap atau permanen.
Apa yang kelihatan tetap, sebenarnya ia berada di dalam proses perubahan yang
tiada henti-hentinya. Adapun ucapan-ucapan herakleitos yang sangat terkenal dan
menggambarkan pandangan filsafatnya, seperti: pan tarhei kai uden menei, semuanya mengalir dan tidak ada satupun
yang tinggal menetap.
Herakleitos
berkeyakinan bahwa api adalah elemen utama dari segala sesuatu yang timbul. Api
merupakan lambang dari perubahan-perubahan dalam alam ini, sebab nyala api
selalu memakan bahan bakar yang baru, dan bahan bakar senantiasa berubah
menjadi asap dan abu. Menurut helakleitos dunia ini tidak dijadikan oleh
siapapun juga. Ia ada selama-lamanya. Herakleitos memandang api sebagai anasir
yang asal. Pandangannya itu semata-mata tidak terikat pada alam eksternal, alam
besar, seperti pandangan filosof-filosof Miletos.
Dunia
adalah tempat yang senantiasa bergerak, tempat
kemajuan yang tidak berkeputusan. Yang baru itu mendapat tempatnya
dengan menghancurkan dan menewaskan yang lama. Segala kadaan yang sementara
adalah akibat berturut-turut dari sesuati gerakan yang maha besar. “perjuangan
itu adalah bapak dari segalanya, raja dari segalanya.” Akan tetapi segala
perubahan dikuasai oleh hukum dunia yang satu: logos. Logos artinya fikiran
yang benar. Dari situ, timbul perkataan “ logika”.
Logos itulah juga yang menjadi dasar (norma)
perbuatan manusia. Oleh sebab itu, mengetahui logos adalah kewajiban akal
manusia. Dia berpandangan bahwa perubahan itu dikuasai oleh hukum dunia yang satu
yaitu logos (fikiran)
6. Perminides
Perminides
mengatakan bahwa segala kebenaran dapat dicapai dengan akal dan logika. Yang
ada adalah ada dan yang tak ada adalah tak ada. Yang tak mungkin tidak ada, dan
yang tak ada mustahil menjadi ada. Dunia
ini tidak bertambah dan tidak berkurang. Perubahan yang tampak adalah tipuan
belaka. Bagi perminides, sejak semula, segala sesuatu itu ada yang ada, ada
yang tidak ada dan ada yang mustahil ada, juga ada yang kemungkinan ada satu
atau tidak ada. Yang paling mendasar, tidak ada yang ada menjadi tidak ada
apalagi yang mustahil menjadi ada. Semua ada tidak dengan sendirinya, tetapi
dengan sendirinya segala yang ada dapat berubah keadannya.
Untuk
mencapai kebenaran, kita tak dapat berpedoman dengan penglihatan yang
menampakan kepada kita yang banyak dan yang berubah-ubah. Hanya akal dapat
mengatakan bahwa yang ada itui mesti ada, serta mengakui bahwa yang tidak ada
itu mustahil ada. Derngan demikian, sepanjang rasio menerima car berfikir yang
logis, kebenaran itu pasti adanya. Ajaran perminides, yang berbasis kepada yang
satu dan tetap, bertentangan dengan ajaran herakleitospertentangan itu tampak
pula pada paham keduniaan mereka. Ajaran perminides mendapat pertentangan dari
filosof dijamannya. Pandangannya tentang yang satu dan tetap banyak ditentang
karena tidak realistik. Untuk penangkis serangan-serangan lawannya itu muncul
kemuka murid-muridnya, seperti Zeo dan Melissos.
7.
Leukippos
>Leukippos(+540 SM) adalah seseorang ahli pikir
yang pertama kali yang mengajarkan atom,
>pengertian atom adalah benda yang sangat kecil
sehingga tak dapat di bagi bagi lagi karena kecilnya atom tidak kelihatan
>Dasar teori tentang atom ialah rumus tentang “yang
penuh yang kosong”,atom dinamainya yang penuh sebagai benda betapapun kecilnya
dan bertubuh
>Paham
leukippos bahwa atom itulah yang ada ,tetap tidak berubah ubah di pengaruhi
oleh teori gurunya perminides(Aliran Elea)sedangkan pahamnya atom itu banyak
dan bergerak di pengaruhi oleh
herakleitos
>seperti
perminides,ia menyatakan tidak mungkinnya penciptaan dan pesmusnahan mutlak
tetapi ia tak ingin menolak kenyataan tentang banyak,bergerak,lahir ke dunia
dan menghilangkan yang tampak pada segala sesuatu
>dalam
hal ini ia sependapat perminides namun ia menambahkan bahwa tidak ada mempunyai
arti pula sebagaimana ada BEING (berarti pemenuhan-ruang)(berarti pula
penuh)NON BEING (berarti kekosongan)
>Pandangan ontologis dari leokippos tidak berbeda jauh dengan
perminides,semua paha hakikatnya adalah hakikat dan semua yang ada adalah
hakikat,hakikat itu ada yang ada dan yang tiada
8. Demokritos
>Eduard
Teller(460 – 360 SM),seorang komentator filsafat yunani dari
jerman,berpendapat “democritus wa a universal mind who embreced the whole of the
philosophical knowledge of his tima,and in this respect can be compared only
with aristotle”.
>ia
bernama atomos,artinya tidak dapat dibagi.atomos ini tidak lahir dan tidak
hilang,ia sangat homongen,satu dari ruang lain tidak berbeda,kecuali dalam
bentuk besarnya,tak berubah ubah sifatnya, kecuali dalam letaknya,lahir dan hilangnya suatu benda
bergantung kepada bersatu atau berpisah–pisahnya atom-atom itu
>demokritos
adalah murid dari leukippos sama dengan pendapat gurunya bahwa alam ini terdiri
dari atom-atom yang bergerak-gerak tampa akhir dan jumlahnya sangat banyak.
>atom
adalah benda yang bertubuh meskipun sangat halus di antara atom-atom banyak itu
terdapat yang kosong dimana atom-atom
bergerak
>api
terdiri dari atom yang sangat halus,hitam,dan bulat,atom apabilah yang menjadi
dasar dalam segala yang hidup,atom api adalah jiwa.
9. Zeno
>Zeno lahir tahun
490 SM di Elea. Ia menjadi terkenal larena ketangkasan perkataan dan ketajaman
pikirannya. Zeno termasuk salah seorang murid-murid Permindes. Ia
mempertahankan filsafat gurunya tidak dengan menyambung keterangan atau
menambahkannya, melainkan dengan mengembalikan keterangan terhadap dalil-dalil
orang-orang yang membantah pendapat gurunya. Ia menyatakan jika keterangan
orang yang membantah dinyatakan salahnya, pendirian gurunya (Permindes) benar
dengan sendirinya.
>sikap yang di pakai
oleh zeno ialah meneruskan keterangan lawannya samapi selanjutnya ,sehingga
bertentangan satu sama lain
>dalil pertama atau
ketiga yang di temukannya untuk meniadakan yang bergerak ,suatu badan yang
bergerak juga dalam keadaan berhenti
>sebagai murud
perminides ,zeno cukup uletdalam mempermainkan logika hanya orang orang yang
kurang cerdas yang akan merasakan bingung memainkan keterampilan kata kata yang
di untainya
10. Gorgias
>Gorgias
(427 SM) seorang filosof yang berpandangan bahwa:pertam tidak ada yang
ada;maksutnya realitas itu sebenarnya tidak ada kita harus menyatakan bahwa
realitas itu tunggal dan banyak
>gorgias
dalam akhir kesimpulan pemikirannya selalu paradoks karena iya harus menyatakan
bahwa realitas itu tunggal banyak,terbatas dan tak terbatas di cipta dan tidak
di ciptakan karena kontrakdiksi tidak dapat di terima dalam pemikiran menurut
gorgias
>kedua,akal
tidak juga mampu menyakinkan kita tentang bahan alam semesta ini,karena kita
telah di kurung oleh dilema subjektif
>ketiga
iya menegaskan,sekalipun realitas itu dapat kita ketahui ia tidak akan di
beritahukan kepada orang lain,ia memperlihatkan kekurangan bahasa untuk
menyebutkan isi pengetahuan itu,atau dengan kata lain
>
terdapat perbedaan pemikiran antara ajaran gorgias dengan ajajan
pytagoras,meskipun keduannya meniadakan kebenaran umum,pytagoras
berkata’’Tiap-tiap pendirian salah”,setiap orang berkata benar sebab setaip
orang boleh benar .
B.
Filsafat Sofisme
Sofisme berasal dari kata “softs” yang berarti
cerdik, pandai. Namun, kemudian berkembang artinya menjadi bersilat lidah.
Pokok-
pokok ajaran kaum sofis sebagai berikut:
a.
Manusia
menjadi ukuran segala-galanya;
b.
Kebenaran
umum (mutlak) tidak ada;
c.
Kebenaran
hanya berlaku sementara;
d.
Kebanaran
tidak terdapat pada diri sendiri;
Dengan ajaran demkian, Sofisme
tergolong aliran relativisme. Ajaran sofisme juga memiliki pengaruh positif
waktu itu, yaitu melahirkan banyak orang terampil berpidato. Dengan pelajaran
seperti itu, dunia pengetahuan menjadi tidak pasti dan letak semata-mata di
tangan orang-orang yang dengan kecakapannya berpidato bisa memengaruhi
masyarakat.
Hippias adalah seorang tokoh lain
dari filosof Sofisme. Ia adalah seorang sofis yang terkemuka dan luas
pengalamannya, sering mengadakan perjalanan dan senang memberikan pidato-pidato
di Olimpia.
Kaum Sofis mendapat pertentangan
dari Socrate dan Plato. Hal itu disebabkan oleh dugaan-dugaan bahwa kaum Sofis
bukanlah kaun yang Intelek. Sebagaimana kata “softs” mengandung arti tipuan,
hipokret, dan sinis. Menurut para filosof mereka adalah orang-orang yang kurang
terpelajar, baik di dalam sains maupun filsafat. Mereka ingi dianggap populer
dengan ide-idenya tanpa memperlihatkan sesuatu yang orisinal. Tidak aneh,
banyak waktu yang digunakan olrh para filosof untuk menentang mereka.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dahulu, bangsa Yunani
di Semenanjung Balkan banyak yang menjadi perantau, karena tanhnya tidak subur,
dan sepanjang daratan dilalui oleh bukit barisan, serta banyak teluk yang
menjorok ke daratan, sehingga tidak banyak tanah yang baik untuk tempat
tinggal. Mereka yang merantau itu hidup makmur, dari perniagaan dan pelayaran.
Kemakmuran itu memberikan kelonggaran bagi mereka untuk mengerjakan hal-hal
selain mencari penghidupan.
Adapun tokoh-tokoh
Filsafat Pra-Socrates
1. Thales
2. Anaximandros
3. Anaximenes
4. Pythagoras
5. Herakleitos
6. Perminides
7. Leukippos
8. Demokritos
9. Zeno
10. Gorgias
DAFRAT PUSTAKA
Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad
Saebani, 2008, Filsafat Umum, Pustaka
Setia, Bandung