I.
PENDAHULUAN
Karl Marx termasuk Filosof beraliran
kiri yang fenomenal. Karena hampir tidak ada filosof Barat setelahnya yang
tidak terpengaruh oleh pemikiran Marx. Pemikiran Fredrich Nietzsche, Henri
Bergson atau Martin Heidegger secara tidak langsung terpengaruh alur gagasan
Karl Marx. Aliran pemikirannya termasuk dalam kategori filsafat idealis, yakni
selalu membicarakan bagaimana cara manusia untuk menjadi makhluk yang sempurna.
Embrio doktrin humanisme ini kemudian dikembangkan para filosof setelahnya.
Untuk mencapai gagasan filosofisnya,
Marx menawarkan filsafat Materialisme. Yakni materi sajalah menurut Marx yang
nyata. Di dalam hidup kemasyarakatan satu-satunya yang nyata adalah masyarakat
yang bekerja. Menurut Marx manusia bekerja, maka dia ada (hidup). Ia membagi
masyarakat menjadi dua kelas; yaitu kelas buruhdan kelas borjuis. Gagasan utama
Karl Marx adalah memperjuangkan emansipasi kaum buruh, yakni membela kaum
proletar tersebut untuk mencapai kesetaraan dengan kaum borju.
Berdasarkan hal itu, Karl Marx menyatakan
bahwa manusia tidak boleh dipandang secara abstrak, akan tetapi harus dipandang
secara konkrit yaitu dalam hubungannya dengan dunia sekitarnya sebagai makhluk
yang bekerja. Hakikat manusia menurutnya adalah bahwa ia adalah makhluk pekerja
(homo laborans, homo faber).
II.PEMBAHASAN
A.
MATERIALISME
Aliran
filsafat materialisme memandang bahwa realitas seluruhnya adalah materi belaka.
Istilah materialisme dapat diberi definisi dengan beberapa cara. Pertama,
materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi yang berada sendiri
dan bergrak merupakan unsur-unsur membentuk alam dan bahwa akal dan kesadaran
termasuk didalamnya segala proses fisikal merupakan mode materi tersebut dan
dapat disederhanakan menjadi unsur-unsur fisik. Kedua, doktrin alam semesta
dapat ditafsirkan seluruhnya dengan sains fisik.
Kata "materialisme" terdiri dari kata
"materi" dan "isme".["Materi"
dapat dipahami sebagai "bahan; benda; segala sesuatu yang tampak". "Materialisme" adalah
pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata, dengan mengesampingkan segala
sesuatu yang mengatasialam indra. Sementara itu, orang-orang yang hidupnya
berorientasi kepada materi disebut sebagai "materialis". Orang-orang
ini adalah para pengusung paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang
mementingkan kebendaan semata (harta,uang,dsb)
Materialisme tidak
mengakui entitas - entitas non material seperti roh, hantu, setan dan malaikat. Pelaku-pelaku
immaterial tidak ada. Tidak ada Tuhan atau dunia adikodrati. Realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu
merupakan manifestasi dari aktivitas materi. Materi dan aktivitasnya bersifat abadi. Tidak ada penggerak pertama
atau sebab pertama. Tidak ada
kehidupan, tidak ada pikiran yang kekal. Semua
gejala berubah, akhirnya melampaui eksistensi, yang kembali lagi ke dasar material primordial, abadi, dalam suatu peralihan wujud yang abadi dari materi.
B.
KARL MARX
Karl Marx, lahir di bulan Mei 1818 di
Trier, Jerman. Ayahnya seorang pengacara yang beberapa tahun sebelumnya pindah
agama Yahudi menjadi Kristen Protestan. Perpindahan agama ayahnya yang begitu
mudah diduga merupakan alasan mengapa Karl Marx tidak pernah tertarik dengan
Agama. Ayahnya mengharapkan Marx menjadi notaris sebagaimana ayahnya. Karl Marx
sempat suka menulis puisi di masa mudanya, bahkan dia lebih menyukai untuk
menjadi penyair daripada seorang ahli hukum. Hukum merupakan ilmu yang digemari
pada saat itu. Setengah semester ia bertahan, dan melompat ke Universitas
Berlin, fokus pada filsafat. Ketika di Berlin, Marx sudah masuk kelompok
diskusi yang disebut Doktorclub, yang tak lain adalah salah satu kelompok
Hegelian Muda. Kelompok ini selalu memakai Filsafat Hegel untuk menyerang kekolotan
Prussia. Namun karena mereka juga menentang agama Protestan, klub ini
digolongkan menjadi Hegelian Kiri, lawan Hegelian Kanan, yang menafsirkan Hegel
sebagai teolog Protestan.
Marx dipromosikan menjadi doktor dengan
disertasi The Difference between The Natural Philosophy of Democritus and
Epicurus pada tahun 1841. Kertas kerja dan pengantar disertasi ini secara jelas
menunjukkan Marx sangat Hegelian, dan anti-agama. Hal terakhir ini juga yang
membuat Marx dicap sesat, dan mulai dijauhi rekan-rekannya. Marx tumbuh di
tengah pergolakan politik yang dikuasai oleh kekuatan kapitalis para Borjuis
yang menentang kekuasaan aristokrasi feodal dan membawa perubahan hubungan
sosial. Meskipun ia memperjuangkan kelas orang-orang tertindas sebagai
referensi empiris dalam mengembangkan teori filsafatnya.
Selama hampir setahun ia menjadi
pimpinan redaksi sebuah harian radikal 1843, sesudah harian itu dilarang oleh
pemerintah Prussia, ia kawin dengan Jenny Von Westphalen, putri seorang
bangsawan, dan pindah ke Paris. Di sana ia tidak hanya berkenalan dengan
Friedrich Engels (1820-1895) yang akan menjadi teman akrab dan penerjemah
teori-teorinya melainkan juga dengan tokoh-tokoh sosialis Perancis. Dari
seorang liberal radikal ia menjadi seorang sosialis. Beberapa tulisan penting
berasal waktu 1845, atas permintaan pemerintah Prussia, ia diusir oleh
pemerintah Perancis dan pindah ke Brussel di Belgia. Dalam tahun-tahun ini ia
mengembangkan teorinya yang definitif. Ia dan Engels terlibat dalam macam-macam
kegiatan kelompok-kelompok sosialis. Bersama dengan Engels ia menulis Manifesto
Komunis yang terbit bulan Januari 1848. Sebelum kemudian pecahlah apa yang
disebut revolusi 1948, semula di Perancis, kemudian juga di Prussia dan
Austria. Marx kembali ke Jerman secara ilegal. Tetapi revolusi itu akhirnya
gagal. Karena diusir dari Belgia, Marx akhirnya pindah ke London dimana ia akan
menetap untuk sisa hidupnya.
Di London ia memulai tahap baru dalam
hidup Marx. Aksi-aksi praktis dan revolusioner ditinggalkan dan perhatian dipusatkannya
pada pekerjaan teroritis, terutama pada studi ilmu ekonomi. Tahun-tahun itu
merupakan tahun-tahun paling gelap dalam kehidupannya. Ia tidak mempunyai
sumber pendapatan yang tetap dan hidup dari kiriman uang sewaktu waktu dari
Engels. Keluarganya miskin dan sering kelaparan. Karena sikapnya yang sombong
dan otoriter, hampir semua bekas kawan terasing daripadanya. Akhirnya, baru
1867, terbit jilid pertama Das Kapital, karya utama Marx yang memuat kritiknya
terhadap kapitalisme. Tahun-tahun terakhir hidupnya amat sepi dan tahun 1883 ia
meninggal dunia.
C.
TOKOH-TOKOH PEMENGARUH PEMIKIRAN
KARL MARX
Karl marx mewarisi dan menggali revolusi
dan sosialisme dari Prancis, ekonomi politik dari Inggris, maka tidak bisa dipungkiri
bahwa akar dari ide-ide kefilsafatannya ditimbang langsung dari tradisi
kefilsafatan Jerman. Dari sinilah merupakan titik tolak kebangkitan
filsafatnya, maka dua tokoh filosofi yang memberikan pengaruh terhadap filsafat
karl marx, yaitu Georg Wilhelm Friedrich Hegel dan Ludwig Andreas von
Feuerbach.
Pada dasarnya konsep pemikiran
dialektika Marx bercorak pada pemikiran Hegel dan mengambil corak pemikirannya
yang bersifat Materialisme diadopsi dari pemikiran Feuerbach. Sehingga dapat
dikategorikan bahwa pemikiran karl marx menjadi dua kategori yaitu Materialisme
Dialektika dan Materialisme Historis.
D.
MATERIALISME
KARL MARX
1. Materialisme
Dialektis
Materialisme
dalam filsafat seringkali disandingkan dengan idealisme, sebab kedua aliran ini
memiliki kawasan yang bertitik pisah dan masing masing mempunyai ciri ciri
serta penganut masing masing dalam sejaran kemanusiaan. Materialism juga lazim
disebut aliran serba zat yang merupakan bagian dari filsfat metafisika terutama
ontology, yaitu mengarah kepada anggapan bahwa kenyataan yang sesungguhnya
adalah benda atau materi, dan kenyataan ini diacungkan untuk menjawab sejumlah
soal yang berhubungan dengan sifat dan wujud keberadaan.
Marx
mengartikan dialektika materialisme sebagai keseluruhan proses perubahan yang
terjadi terus menerus tanpa ada yang mengantarai. Dari proses itu kemudian
timbul kesadaran melalui proses pertentangan, dan hal ini ada pertentangan
antara segi-segi yang berlawanan dan gagasan bahwa segala sesuatu barkembang
terus.
Dialektika
materialisme pada perkembangannya merupakan jawaban persoalan filsafat di
zamannya. Rumusan Hegel tentang kenyataan misalnya merumuskan bahwa apa yang
nyata dapat dipikirkan dan apa yang dapat dipikirkan adalah nyata. Tetapi,
Feurbach yang mendasari filsafat materialisme marx tidak setuju dengan rumusan
dialektik Hegel, karena kalau dikatakan pikiran merupakan tesis sedangkan
penampakan kenyataan (antitesis) pada akhirnya juga berada dalam pikiran, hal
demikian tidak menjawab esensi persoalan.
Didalam
Filsafat Materialisme Marx, hidup kemasyarakatan satu-satu hal yang nyata
adalah adanya masyarakat. Kesadaran masyarakat, yaitu ide-ide, teori,
pandangan-padangannya hanya mewujudkan suatu gambar-cermin dari apa yang nyata.
Oleh karena itu jikalau kita ingin mengerti mengenai daya pendorong yang ada di
dalam hidup kemasyarakatan, kita jangan berpangkal daripada ide-ide atau
teori-teori, karena semuanya itu hanya gambaran-gambaran hanya lapisan atas
ideologis dari hal yang nyata. Manusia harus mencari landasan material hidup kemasyarakatan
yaitu dengan cara berporoduksi barang-barang material.
Secara
sederhana, dialektika memandang apa pun yang ada sebagai kesatuan dari apa yang
berlawanan, sebagai perkembangan melalui langkah-langkah yang saling
berlawanan, sebagai hasi dari, dan unsur dalam, sebuah proses yang maju melalui
negasi atau penyangkalan.
Dalam
rakitan materialisme dialektika menjadi sebuah kajian yang filosofis dapat
ditemukan tiga bukti, yaitu ;
·
Pertama,
perubahan dalam kuantitas dapat menimbulkan perubahan dalam hal kualitas, dapat
diilustrasikan tentang perubahan dari kuantitas menghasilkan perubahan kualitas
yaitu pada air mendidih 100oC kea rah titik beku 0 derajat Celcius .
tepat pada saat perubahan dari taraf panas secara tiba tiba air itu membeku
atau air yang sama dari titik beku kemudian dipanaskan, maka pada saat tertentu
pula air akan mendidih dan menguap. Proses inilah yang dinamakan sebagai taraf
tafar agregasi dari alam.
·
Kedua, kesatuan
dan pertentangan dari lawan atau hukum kontradiksi atau lazim yang disebut
dengan hukum Interpenetration of opposites. Dinyatakan bahwa alam merupakan
sesuatu kesatuan yang mempunyai ikatan satu dengan yang lain sehingga setiap
kenyataan yang terjadi di jagad alam merupakan suatu kesatuan organisme yang
didalamnya terjadinya kontradiksi dan pertentangan, dengan kata lain bahwa
pertentangan itu tidak menjadikan komponen yang lain menjadi runtuh akan tetapi
justru menjadikan penguat dan kekuatan penggerak bagi kelangsungan alam atau
kehidupan manusia.
·
Ketiga,
pengingkaran terhadap pengingkaran (the law of the negation of negation),
didalam dialektika adalah proses menjadi dan proses hancur tidak ada henti
hentinya. Proses ini terjadi secara spiral dengan melalui tahapan yang diisi
dengan pandangan dunia yang materialistis. Dan dalam perkembangannya terjadi
dalam triade tesis, antithesis dan sintesis yang menyatakan terhadap dirinya
masing masing terdapat unsur penolakan, melawan dan dilawan atau memperantarai
dan diperantarai. Proses ini bukan sekedar diajukan mencapai kompromi dan
perpaduan, melainkan menuju kepada keterarahan yang disebut dengan rekonsiliasi
(Aufheburg).
Karakteristik
pembicaraan Marx tentang manusia didapatkan dalam rumusan bahwa manusia adalah
mahluk yang konkrit. Manusia tidak akan pernah mampu untuk menyatakan
kehadirannya diluar alam, bahkan manusia bukanlah roh yang terjun kedalam dunia
materi. Manusia merupakan bagian integral dari alam dan materi, dengan kata
lain manusia tergantung dari alam sekaligus mempunyai sikap aktif terhadap
alam. Dari alamlah manusia memenuhi kebutuhan kebutuhan hidup melalui praksis
kerja, karenanya corak manusia dalam wawasan ini diacukkan kearah humanisme
proletar yaitu kemanusiaan rakyat murba. Karena pada hakikatnya yang membuat
manusia menjadi homo humanus adalah kerja. dengan bekerja manusia mencapai
kenyataan yang sepenuhnya dan dalam aktivitas bekerja pula manusia yaitu dengan
menyatakan diri tidak seperti dalam keadaan kesadaran intelektual, melainkan
secara berkarya dan secara nyata ia memandang dirinya sendiri dalam dunia yang
diciptakan sendirI.
Marx
menerangkan dalam Das Kapital, sebagai berikut :
”Labor, the first is the process by
which human nature fund both of them to participate, and in the process of
human thus on his abilities, begin to regulate and control the reaction
material reactions between himself and nature. Contracting himself to human
nature as one of the forces of nature itself, move his arms and legs, head and hands,
the natural forces of his body, to obtain natural production in a form adapted
to the needs of their own needs. By thus acting on the external world and
changing it, he at once changed sidatnya own. He does not just make changes in
materials form is done shape, but he also embodies its own purposes … to that
end he must subordinate his will” (Tenaga kerja, pertama tama adalah proses
dimana manusia dana alam kedua duanya berpartisipasi, dan dalam proses demikian
manusia atas kemampuaanya sendiri, memulai mengatur dan mengontrol reaksi
reaksi material antara dirinya sendiri dan alam. Manusia melwankan dirinya
kepada alam sebagai salah satu kekuatan alam sendiri, menggerakkan lengan dan
kaki, kepala dan tangan,kekuatan alami tubuhnya, untuk memperoleh produksi alam
dalam bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan kebutuhannya sendiri. Dengan
bertindak demikian pada dunia luar dan mengubahnya, ia sekaligus mengubah
sidatnya sendiri. Ia tidak hanya melakukan perubahan bentuk dalam bahan yang
dikerjakanya, tetapi ia juga mewujudkan tujuannya sendirikepada tujuan itulah
ia harus mensubordinasikan kehendaknya).
Dapat dirumuskan bahwa materialisme
merupakan suatu kemajuan dalam memberikan bukti bukti terhadap materialisme
lama, bagi materialisme dialektika memberikan kesimpulan dari wawasannya adalah
kehidupan psikis merupakan produk tertinggi manusia. Sehingga factor lain yang
berada diluar materi tidak terabaikan.
Bahkan hubungan antara manusia dan alam
merupakan suatu hubungan yang jalin menjalin, namun materialisme dialektika
memiliki kecenderungan yang sepihak dengan penilaian semata mata terhadap
materi, dengan menafikkan pendekatan pendekatan lainnya, dan dapat kita
sebutkan bahwa materialisme ini sebagai materialisme yang berwajah manusiawi.
2. Meterialisme
Historis
Konsep
pokok pemikiran Mrax adalah Materialisme Historis. Engel mendefinisikan
materialisme historis ini sebagai pandagan sejarah yang berusaha menemukan
sebab tertinggi serta kekuatan penggerak dari semua kejadian sejarah yang
penting dalam cara produksi dan pertukaran, dalam pembagian masyarakat menjadi
kelas-kelas yang terpisah, dan dalam perjuangan masing-masing kelas ini.
Menurut
Marx, suatu pemahaman ilmiah yang dapat diterima tentang gejala sosial menuntut
si ilmuwan untuk mengambil sikap yang benar terhadap hakikat permasalahan itu.
Hal ini mencakupi pengakuan bahwa manusia tidak hanya sekedar organisme
materil, sebaliknya manusia memiliki kesadaran diri. Dimana, mereka memiliki
suatu kesadaran subyektif tentang dirinya sendiri dan situasi-situasi
materialnya.
Fenomena
sejarah ditentukan oleh faktor-faktor ekonomi. Kebudayaan, filsafat, politik
dan bahkan agama, dalam setiap zaman, Ketika metode produksinya berubah, maka
berubah pula watak sosial dan politiknya. Pertama, cara berproduksi menentukan
adanya kelas-kelas sosial. Kedua, keanggotaan dalam kelas sosial menentukan
kepentingan orang. Ketiga, kepentingan menentukan apa yang dicita-citakan, apa
yang dianggap baik-buruk.
Setelah
uraian singkat diatas pemakalah memberikan kesimpulan bahwa pemikiran Karl Marx
yang dikenal dengan filsafat materialisme dapat dikatakan bahwa materialism
yang diusung oleh Marx mempunyai hubungan dengan materialisme lama yang
diadopsi oleh para filosof sebelumnya, akan tetapi, kontribusi Karl Marx
terhadap pemikirannya tersebut ia berusaha melibatkan manusia sebagai subjek
yang sadar, dan pemikiran Karl Marx yaitu materialisme Dialektika dan materialisme
Historis senantiasa menekankan pada faktor manusia melalui penilaiannya
terhadap pengaruh sosial masyarakat dan tidak lepas dari pengalaman dan
kehidupannya sendiri.
E.
DAMPAK
PEMIKIRAN KARL MARX
Dampak pemikiran Karl Marx dapat
diturunkan ke beberapa segi dan aspek tergantung dari lampiran dan daya hidup
paham ini. Marxisme meliputi tiga unsure pokok yaitu filsafat, ekonomi politik
dan teori ilmiah. Dalam pembahasan terhadap filsafatnya diturunkan beberapa
persoalan pokok yang menjadi dampak akan pemikiran karl marx.
1. Dampak
terhadap Agama
Dampak
kecenderungan Karl Marx terhadap materialistis diklaim sebagai pemahaman yang
ilmiah dan juga ateistik, bahkan pada awal kemunculan marx dalam dunia filsafat
mengatakan bahwa ia menyatakan dirinya sebagai seorang yang ateis dalam sebuah
tesisnya ia mengutip ucapan seorang dewa Promeatheus bahwa ia tidak akan
melepaskan kefasikanya untuk mengakui adanya Allah serta tidak melakukan ibadah
kepada ilah-ilah. Dalam ungkapan lain dapat dimaksudkan Marx menaruh dendam
kepada semua ilah in sooth, all gods I hate.
Karl
Marx berpendapat bahwa sebelum orang mencapai sebuah kebahagiaan yang
senyatanya. Agama haruslah haruslah ditiadakan karena agama hanyalah sebuah
kebahagiaan yang semu dari orang orang yang tertindas. Namun karena agama
merupakan produk social, jadi agama tidak dapat ditiadakan kecuali meniadakan
kondisi social tersebut, Marx yakin agama tidaklah mempunyai masa depan, Agama
bukanlah kencenderungan naluriah manusia yang melekat tetapi merupakan produk
dari lingkungan sosial tertentu.
Bagi
Marx agama sebagian besar dari gejala social, yang dimasukkan kedalam bangunan
atas dari struktur masyarakat dan dari sinilah berawal kritik Marx, karena
dilihatnya para pendeta dan pembesar gereja bersekutu dengan penguasa represif,
sehingga agama dialih fungsikan menjadi alat untuk menidurkan dengan janji
penyelamatan diatas kelaparan dan penderitaan massa. Bahkan lembaga lembaga
agama dan pemimpin agama telah memainkan peranan diluar misi agama sebagai
pengemban kasih dan pembela kaum tertindas. Agama bukanya mendukung perubahan
social masyarakat akan tetapi menjadi alat legalisasi kekuasaan pemerintah yang
menguntungkan segelintir kaum elit, dan Marx menyebut agama dan penganjur agama
sebagai pendukung status quo. Berawal dari sinilah Karl Marx menyatkan bahwa
agama adalah Candu Masyarakat atau universal ground of consolation.
Penilaian
Karl Marx terhadap agama belumlah berhenti sampai pada titik tersebut melainkan
ia menganalisisnya yang bertolak dari pengamatan dan pemahamannya yang tidak
mendalam, ia menyatakan bahwa agama manifestasi kepapaan dan ketidakberdayaan
menanggapi dunianya. Jadi, menurut Marx, manusia tidaklah diciptakan oleh
tuhan, akan tetapi manusialah yang menciptakan tuhan. Dengan himbauan himbauan yang
indah dan meninabobokan manusia, maka agama membelokkan koodrat manusia yang
sejati. Sehingga pada akhirnya agama tidak lebih dari sebuah ilusi ilusi
manusia belaka, karena menurut marx :
Abolition
of religion as a false happiness of the people, and is a real joy for the
people, that’s a claim claims to reject a condition that requires illusions
illusion, the criticism of religion is essentially a criticism of that vale of
tears crown is religion. (Penghapusan agama sebagai suatu kebahagiaan palsu
dari rakyat, dan merupakan kebahagiaan yang nyata bagi rakyat, itulah suatu
tuntutan tuntutan untuk menolak suatu keadaan yang membutuhkan ilusi ilusi,
maka kritik agama pada dasarnya adalah kritik terhadap lembah air mata yang
mahkotanya adalah agama).
Kritik
agama justru akan membuat mereka (kelas bawah) membuka mata terhadap kenyataan
diri mereka, menghadapinya sehingga akan berusaha berhenti dari segala bentuk
ketertindasannya. Mereka (kelas bawah) tidak lagi mau terbuai dengan ide ide
tentang hidup yang bahagia kelak sesudah mati tetapi akan kemudian berusaha
mewujudkannya di dunia ini dengan mengubah masyarakat dan diri mereka sendiri.
Dengan kata lain, kritik agama menjadi pembuka kesadaran dari kelas bawah bahwa
diri mereka perlu bangkit maju untuk memperbaiki kondisi hidup mereka secara
real. Dan Agama perlu ditinggalkan supaya orang dapat merdeka.
Materialisme
Karl Marx yang menitik beratkan kepada materi, sehingga pemikiran ini masuk ke
ranah Agama yang dapat menghilangkan subtansi ketuhanan dengan mengesampingkanya,
dalam hal ini, tidaklah dapat kita benarkan akan pendapat Karl Marx tentang
agama sebagai candu masyarakat, dengan ia mengadopsikan pemikiran Feuerbach,
yang menurut Marx manusialah yang menciptakan tuhan, bukan tuhan yang
menciptakan agama hal ini merupakan sebuah ideology yang belum dapat
dibenarkan, karena tuhan dan agama merupakan suatu kesatuan yang
terintegrasikan dengan keyakinan manusia, pada kodratnya manusia diciptakan
untuk beribadah kepada tuhannya. akan tetapi manusia hanya dapat mengenal benda
benda yang diungkapkan Marx dan didalam Hakekat Agama manusia diajarkan untuk
mengenal benda benda agar dapat memaknai langit dan bumi.
Kritikan Marx
terhadap agama merupakan salah satu tantangan bagi agama agama, yaitu diartikan
bahwa agama merupakan benteng yang digunakan kaum miskin dan tertindas sebagai
temapat berlindung dan tempat kaum kaum elit untuk meninabobokkan kaum miskin.
2. Dampak
terhadap Komunisme
Salah
satu ramalan yang diungkapkan karl Marx adalah akan datang masyarakat yang
bersifat internasional. Yaitu masyarakat yang telah direnggut dari segala
kekayaan dan dipisahkan dari lingkungan social, atau dapa dikatakan bahwa
masyarakat yang tidak memiliki tanah air. Dan salah satu untuk mempertahankan
haknya adalah melakukan perlawanan atau revolusi, yaitu merevolusi dengan
kekerasan, karena ia menganalisa bahwa force is the midwife of every old
society pregnant with a new one.
Seratus
tahun setelah kematian Karl Marx banyak terjadinya revolusi didunia, namun
Revolusi yang mencantumkan namanya sebagai jimat tidak persis sama seperti yang
dibayangkannya. Karl marx pernah menjabat sebagai ketua partai partai komunis
dan memimpin langsung pergolakan pergolakan dieropa sehingga menyebabkan ia harus
terusir dari satu Negara ke Negara yang lain.
Yang
menjadikan permasalahan saat ini adalah komunis telah menjelama menjadi sebuah
Ideologi dengan pengikut separuh dari penduduk bumi. Ideologi ini menjelma
menjadi universum symbolicum yaitu suatu system untuk membuat legitimasi dengan
mengintegrasikan lembaga lembaga. Dalam hal ini komunis terbesar adalah
terbentuknya Negara Rusia dan Cina ditambah dengan Negara eropa timur.
Formulasi
teori Marx tentang perjuangan kelas dan presfektif menuju masyarakat tanpa
kelas (Classless Society), yaitu cita cita yang ingin mengangkat martabat kaum
buruh dari eksploitasi kaum Borjuis, kaum buruh harus terperangkap dalam sistem
masysrakat yang didalamnya kemerdekaan dan hak asasi manusia menjadi sebuah
barang yang mahal, karena itu kritik tentang kesucian teori dan praktek akan
menjelaskan kegagalan komunis yang terselubung dari humanism yang dirintis oleh
Karl Marx.
III.
KESIMPULAN
Materialisme
yang diusung oleh Karl Marx mempunyai hubungan dengan materialisme lama yang
diadopsi oleh para filosof sebelumnya, akan tetapi, kontribusi Marx terhadap
pemikirannya tersebut ia berusaha melibatkan manusia sebagai subjek yang sadar.
Pemikiran materialisme dialektika dan materialisme historis senantiasa
menekankan pada faktor manusia melalui penilaiannya terhadap pengaruh sosial
masyarakat dan tidak lepas dari pengalaman dan kehidupannya sendiri.
Dari pemikiran Karl Marx pula kita tidak
bisa menyalahkan dan menafikkannya begitu saja, karena dengan pemikiran Karl
Marx terhadap Agama merupakan suntikan kepada umat beragama untuk tidak
menjadikan agama sebagai tameng melarikan diri dari kenyataan.