BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para ilmuan-ilmuan yang terkemuka
memberikan definisi tentang ilmu Filsafat namun masing-masing definisi mereka
berbeda akan tetapi tidak bertentangan, bahkan saling mengisi dan saling
melengkapi. Dan terdapat kesamaan yang saling mempertalikan semua definisi itu.
Hal tersebut baik untuk menambah wawasan kita karena dengan mengetahui
pengertian dari para ilmuan-ilmuan sebalum kita, kita banyak belajar dari
sana.
Selain pengertian Filsafat kitapun
harus mengetahui bagaimana sistematika perkembangan Filsafat dari zaman Yunani
kono hingga samapi saat ini karena merupakan pengetahuan yang berma’na bagi
kita semua.
Untuk mengetahui dan membuka wawasan
rekan-rekan mahasiswa khususnya, kami penyusun makalah akan membahas
sejarah singkat tentang ilmu filsafat, pengertian, dan sistematika
perkembangannya.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas
maka dapat di simpulkan beberapa rumusan makalah, di antaranya:
1. Apa
Pengertian Filsafat?
2. Bagaimana
Sistematika Perkembangan Filsafat Dari Zaman Yunani Kuno Sampai Sekarang?
C. Tujuan
Pembahasan
Dalam penyusunan Makalah ini, kami
penyusun berusaha menjelaskan :
1. Pengetian
Filsafat
2. Sistematika
Perkembangan Filsafat Dari Zaman Yunani Kuno Sampai Sekarang
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
FILSAFAT
Apakah arti Filsafat itu? Bagaimana
definisinya? Demikian pertanyaan yang pertama kali dilontarkan dalam
mempelajari ilmu filsafat. Istilah filsafat dapat dilihat dari dua segi,
yaitu:
a.
Segi
semantik: perkataan Filsafat berasal dari bahasa yunani yaitu philosopia,
yang berarti philos adalah cinta, suka dan sophia adalah pengetahuan,
hikmah. Jadi philosophia adalah cinta pada kebijaksanaan
atau cinta pada pengetahuan. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat
akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta pada pengetahuan disebut philoshoper.
b.
Segi Praktis: dilihat dari
pengertian praktisnya, Filsafat berarti ” alam fikiran” atau “alam
berfikir”, berfilsafat artinya berfikir. Filsafat adalah hasil fikir seseorang yang mencari dan memikirkan suatu
kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain, Filsafat adalah
mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
Menurut
Harun Nasution Filsafat itu berasal dari dua bahasa yaitu Fil di ambil
dari bahasa Inggris dan safah di ambil dari bahasa Arab. Berfilsafat
artinya berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat
dengan tradisi,dogma serta agama). Selain itu berfilsafat juga berarti berfikir
sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalannya.
Atas dasar pengertian seperti itu maka menurut harun, secara etimologi Filsafat
dapat di definisikan sebagai:
1.
Pengetahuan
tentang hikmah
2.
Pengetahuan
tentang prinsif atau dasar-dasar segala sesuatu
3.
Mencari
kebenaran, dan 4. Membahas secara mendasar dari apa yang dibahas
Kata shopia berkembang
menjadi jenis pengetahuan yang lebih tinggi. Yakni jenis pengetahuan yang dapat
mengantarkan manusia untuk mengetahui kebenaran yang murni. Shophia
dalam arti ini setidaknya terlihat dari rumusan phytagoras yang menyatakan
bahwa hanya dzat yang maha tinggi (Allah) yang mampu memberikan kebenaran
murni.
Karena luasnya lingkungsn pembahasan
ilmu Filsafat, maka tidak mustahil jika banyak di antara para ahli filsafat
memberikan definisinya secara berbeda-beda. Yang di antarannya adalah sebagai berikut:
a.
Plato seorang filsuf Yunani yang termashur murid scrates
dan guru dari Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang
segala yang ada( Ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli
)Aristoteles mengatakan Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, rethorika,
etika, ekonomi, politik dan estetika, ( Filsafat menyelidiki sifat dan asas
benda).
b.
Marcus Tullius Cicero politikus dan ahli pidato Romawi
merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan
usaha-usaha untuk mencapainya.
c.
Al-Farabi, Filsuf Islam terbesar sebelum Ibnu Siena,
mengatakan: Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan
menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
d.
Immanuel kant yang sering di sebut raksasa fikir barat, menyatakan:
Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala ilmu pengetahuan.
e.
Prof.Dr. Fuad Hasan, guru besar Psikkologgi UI,
menyimpulkan: Filsafat adalah suatu ikhtiar berfikir radikal, artinya mulai dari
radiksnya gejala, dari akarnya
suatu hal yang hendak di masalahkan, dan dengan jalan penjajakan yang radikal
itu filsafat berusaha sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.
f.
Drs.H. Hasbullah Bakri merumuskan: Ilmu Filsfat adalah
ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam mengenai ketuhanan, alam
semesta, dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana
hakikatnya sejauh yang dapat di capai oleh akal menusia, dan bagaimana sikap
manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Setelah
mempelajari rumusan-rumusan definisi tentang pengertian filsafat tersebut di
atas dapatlah di simpulkan bahwa:
1. Filsafat adalah “ Ilmu Istimewa” yang mencoba
menjawab masalah-masalah yang tidak dapat di jawab oleh ilmu pengetahuan biasa
karena masalah-masalah tersebut di luar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
2. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal
budinya untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta
sistematis hakikat yang ada yaitu:
Ø Hakikat
Tuhan
Ø Hakikat alam
semesta
Ø Hakikat
Manusia.
Orang yang
pertama kali menggunakan istilah Filsafat adalah PythagoraS (572-497SM). Ketika
itu ia ditanya oleh Leon tentang pekerjaannya, ia menjawab sebagai Philsophis
artinya pencinta kearifan atau kebijaksanaan.
Ada beberapa
ciri dalam Filsafat yaitu :
1)
Persoalan
Filsafat bercorak sangat umum.
2)
Persoalan
Filsafat tidak bersifat Empiris.
3)
Menyangkut
masalah-masalah asasi.
1. Filsafat
sebagai Ilmu.
Dikatakan
Filsafat sebagai ilmu karena di dalam pengertian Filsafat mengandung empat
pertanyaan ilmiah, yaitu bagaimanakah, mengapakah, kemanakah, dan apakah.
Pertanyaan
bagaimana menanyakan sifat-sifat yang dapat ditangkap atau yang tampak oleh
indra. Jawaban atau pengetahuan yang diperolehnya bersifat Deskriptif
(penggambaran).
Pertanyaan
mengapa menanyakan tentang sebab ( asal mula ) suatu obyek. Jawaban atau
pengetahuan yang diperolehnya bersifat Kausalitas ( sebab-akibat ).
Pertanyaan
ke mana menanyakan tentang apa yang terjadi dimasa lampau, masa sekarang, dan
masa yang akan datang. Jawaban yang diperoleh ada tiga jenis pengetahuan, yaitu
: pertama, pengetahuan yang timbul dari hal-hal yang selalu
berulang-ulang, yang dapat dijadikan sebagai pedoman. Kedua, pertanyaan yang timbul dari pedoman
yang terkandung dalam adat istiadat/kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam hal ini tidak dipermasalahkan apakah pedoman tersebut selalu dipakai atau
tidak. Pedoman yang selalu dipakai disebut Hukum. Ketiga, pengetahuan
yang timbul dari pengetahuan yang dipakai sebagai suatu hal yang dijadikan
pegangan. Tegasnya, pengetahuan yang diperoleh dari jawaban kemanakah adalah
pengetahuan yang bersifat Normatif.
2. Filsafat
sebagai cara berpikir.
Berfikir
secara Filsafat dapat di artikan sebagai berpikir yang sangat mendalam sampai
kepada hakikat, atau berpikir secara global. Berpikir yang demikian ini sebagai
upaya untuk dapat berpikir secara tepat dan benar serta dapat
dipertanggungjawabkan. Hal ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Harus
Sistematis
Pemikiran
yang sistematis ini dimaksudkan untuk menyusun suatu pla pengetahuan yang
Rasional. Sisitematis adalah masing-masing unsur saling berkaitan satu dengan
yang lain secara teratur dalam suatu keseluruhan. Sisitematika pemikiran
seorang Filsuf banyak dipengaruhi oleh keadaan dirinya, lingkungan, zamannya,
pendidikan, dan sistem pemikiran yang mempengaruhi.
b) Harus
Konsepsional
Secara umum
istilah Konsepsional berkaitan dengan ide atau gambaran yang melekat pada akal
pikiran yang berada dalam intelektial. Gambaran tersebut mempunyai bentuk
tangkapan sesuai dengan riilnya. Sehingga maksud dari Konsepsional
tersebut sebagai upaya untuk menyusun bagan yang terkonsepsi ( jelas ). Karrena
berpikir secara Filsafat sebenarnya berpikir tentang hal dan proses.
c) Harus Koheren
Koheren atau runtut adalah unsur-unsurnya
tidak boleh mengandung uraian-uraian yang bertentangan satu sama lain. Koheren
atau runtut didalamnya memuat suatu kebenaran logis. Sebaliknya, apabila suatu
uraian yang di dalamnya tidak memuat kebenaran logis, maka uraian tersebut
dikatakan sebagai uraian yang tidak koheren ( runtut ).
d) Harus Rasional
Yang
dimaksud dengan Rasional adalah unsur-unsurnya berhubungan secara logis. Artinya,
pemikiran Filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis, yaitu suatu bentuk
kebenaran yang mempunyai kaidah-kaidah berpikir ( logika ).
e) Harus Sinoptik
Sinoptik
artinya pemikiran Filsafat harus melihat hal-hal menyeluruh atau dalam kebersamaan
secara integral.
f) Harus mengarah kepada pandangan
dunia
Yang dimaksud adalah pemikiran Filsafat
sebagai upaya untuk memahami suatu Realitas kehidupan dengan jalan menyusun
suatu pandangan ( hidup ) dunia, termasuk didalamnya menerangkan tentang dunia
dan semua hal yang berada di dunia.
B. SISTEMATIKA
PEMBAGIAN FILSAFAT
1. Masa Yunani
Yunani
terletak di Asia kecil. Kehidupan penduduknya berprofesi sebagai nelayan dan
pedagang, sebab sebagian penduduknya tinggal di daerah pantai, sehingga mereka
dapat menguasai jalur perdagangan di Laut Tengah. Kebiasaan mereka hidup di
alam bebas sebagai nelayan itulah yang mewarnai kepercayaan yang di anutnya,
yaitu berdasarkan kekuatan alam yang beranggapan bahwa hubungan manusia dengan
Sang Maha Pencipta bersifat Formalitas. Artinya, kedudukan Tuhan terpisah
dengan kehidupan manusia yang memberi kebebasan kepada manusia ( Natural
Religion ). Pada abad ke-6 SM, bermunculan para pemikir yang kepercayaannya
bersifat Rasional ( Cultural Religion ) yang menimbulkan pergeseran. Tuhan
tidak lagi terpisah dengan manusia, melainkan justru menyatu dengan kehidupan
manusia. Sistem kepercayaan Natural Religion berubah menjadi sistem Cultural
Religion. Dalam sistem kepercayaan Natural Religion ini manusia terikat
oleh Tradisionalisme. Sedangkan dalam sistem kepercayaan Cultural
Religion ini memungkinkan mengembangkan potensi dan budayanya dengan bebas,
sekaligus dapat mengembangkan pemikirannya untuk menghadapi dan memecahkan
berbagai misteri kehidupan/alam dengan pikiran.
Ahli pikir
yang pertama kali muncul adalah Thales ( 625-545 SM ) yang berhasil
mengembangkan Geometri dan Matematika, Liokippos dan Demokritos mengembangkan
teori materi Hipokrates mengembangkan ilmu kedokteran, Euclid mengembangkan
Geometri deduktif, Socrates mengembangkan teori tentang moral, Plato
mengembangkan teori tentang ide, Aristoteles mengembangkan teori yang
menyangkut dunia dan benda dan berhasil mengumpulkan data 500 jenis binatang (
Ilmu Biologi ). Suatu keberhasilan yang luar biasa dari Aristoteles adalah
menemukan sistem pengaturan pemikiran ( Logika Formal ) yang sampai sekarang masih
dikenal. Para ahli pikir Yunani kuno ini mencoba membuat konsep tentang asal
mula alam walaupun sebelumnya sudah ada tentang konsep tersebut. Akan tetapi,
konsepnya bersifat mitos yaitu Mite Kosmogonis ( tentang asal usul manusia )
dan Mite Kosmologis tentang asal usul serta sifat kejadian-kejadian dalam alam
semesta ) sehingga konsep mereka sebagai mencari Arche ( asal mula
) alam semesta. Hal itu disebutnya sebagai Filosof Alam. Karena arah pemikiran
Filsafatnya pada alam semesta, corak pemikirannya disebut kosmosentris.
Sementara itu, para ahli pikir, seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles yang
hidup pada masa Yunani Klasik arah pemikirannya pada manusia, maka corak
pemikiran Filsafatnya disebut Antroposentris. Hal ini disebabkan arah
pemikiran para ahli pikir Yunani Klasik tersebut memasukkan manusia sebagai
subjek yang harus bertanggung jawab atas segala tindakannya.
2. Masa Abad Pertengahan
Masa ini
diawali dengan lahirnya Filsafat Eropa. Sebagaimana halnya dengan Filsafat
Yunani yang dipengaruhi oleh kepercayaan, maka Filsafat atau pemikiran pada
abad pertengahan pun dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Artinya, pemikiran
Filsafat abad pertengahan didominasi oleh agama. Pemecahan semua persoalan
selalu didasarkan atas dogma agama, sehingga corak pemikiran kefilsafatannya
bersifat Teosentris. Menurut Pringgodigdo pada abad ke-6 Masehi, setelah
mendapat dukungan dari Karel Agung maka didirikanlah sekolah-sekolah yang
memberi pelajaran Gramatika, dialektika, Geometri, Aritmetika, Astronomi, dan
musik. Keadaan yang demikian akan mendorong perkembangan pemikiran Filsafat
pada abad ke-13 yang di tandai berdirinya Universitas-universitas dan
Ordo-ordo. Dalam ordo-ordo inilah mereka mengabdikan dirinya untuk memajukan
ilmu dan agama, seperti Anselmus ( 1033-1109 ), Abaelardus ( 1079-1143 ),
Thomas Aquinas (1225-1274 ).
Di kalangan
para ahli pikir Islam ( periode Filsafat Skolastik Islam ) muncul : Al-Kindi,
Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Inbu Rusyd. Peiode
Skolastik Islam ini berlangsung tahun 850-1200. Pada masa itulah kejayaan Islam
berkembang dengan pesat. Akan tetapi, setelah jatuhnya kerajaan Islam di
Granada Spanyol tahun 1492 mulailah kekuatan plitik Barat menjarah ke Timur.
Suatu prestasi yang paling besar dalam kegiatan ilmu pengetahuan terutama dalam
bidang Filsafat. Di sini mereka merupakan matarantai yang mentransfer Filsafat
Yunani, sebagai mana yang dilakukan oleh sarjana-sarjana Islam di Timur
terhadap Eropa dengan menambah pikiran-pikiran Islam sendiri. Peralihan pada
abad pertengahan ke abad modern dalam sejarah Filsafat disebut sebagai masa
peralihan, yaitu munculnya Renaissance dan Humanisme, yang
berlangsung pada abad 15-16. Munculnya Renaissance dan Humanisme yang mengawali
masa abad modern. Mulai zaman modern inilah peranan Ilmu akan kodrat sangat
menonjol sehingga akibatnya pemikiran Filsafat semakin dianggap sebagai pelayan
Teologi, yaitu sebagai suatu sarana untuk menetaopkan kebenaran-kebenaran
mengenai Tuhan yang dapat dicapai oleh akal manusia.
3. Masa Abad Modern
Pada masa abad modern ini pemikiran
Filsafat berhasil menempatkan manusia pada tempat yang sentral dalam pandangan
kehidupan sehingga corak pemikirannya Antroposentrik, yaitu pemikiran
Filsafatnya mendasarkan pada akal pikiran dan pengalaman. Di atas telah
dikemukakan bahwa munculnya Ranassance dan Humanisme sebagai awal masa abad
modern di mana para ahli ( Filosof ) menjadi pelopor perkembangan Filsafat (
kalau pada masa abad pertengahan yang menjadi pelopor perkembangan Filsafat
adalah para pemuka Agama ). Pemikiran Filsafat pada masa abad modern ini
berusaha meletakkan dasar-dasar secara modern. Pemikiran Filsafat di upayakan
lebih bersifat praktis, artinya pemikiran Filsafat diaarahkan pada upaya
manusia agar dapat menguasai lingkungan alam dengan menggunakan berbagai
penemuan Ilmiah.
Karena semakin pesatnya orang
menggunakan metode Eksperimental dalam berbagai penelitian Ilmiah, akibatnya
perkembangan pemikiran Filsafat mulai tertinggal oleh perkembangan ilmu-ilmu
alam kodrat ( Natural Sciences ). Rene Descartes (1596-1650) sebagai bapak
bapak Filsafat modern berhasil melahirakan suatu konsep dari perpaduan antara
metode ilmu pasti kedalam pemikiran Filsafat. Upaya ini di maksudkan agar
kebenaran dan kenyataan Filsafat juga sebagai kebenaran dan kenyataan yang
jelas dan terang. Pada abad ke -18 perkembangan pemikiran Filsafat mengarah
pada Filsafat ilmu pengetahuan, dimana pemikiran Filsafat diisi dengan upaya
manusia, bagaimana cara apayang di pakai untuk mensari kebenaran dan kenyataan.
Tokoh-tokohnya adalah antara lalin George Berkeley ( 1685-1753 ), David Hume (
1711-1776 ), dan Rousseau ( 1722-1778 Di Jerman muncul Christian Wolft (
1679-1754 ) dan Immanuel kant ( 1724-1804 ) yang mengupayakan agar Filsafat
menjadi ilmu pengetahuan yang pasti bergunan, yaitu dengan cara membenntuk
pengertian-pengertian yang jelas dan bukti yang kuat. Abad ke-19, perkembangan
pemikiran Filsafat terpecah belah. Pemikiran Filsafat pada saat itu telah mampu
membentuk suatu kepribadian tiap-tiap bengasa dengan pengetian dan caranya
sendiri. Ada Filsafat Amerika, Filsafat Francis, Filsafat Inggris, dan Filsafat
Jerman. Tokoh-tokohnya adalah : Hegel ( 1770-1831 ), Karl Marx ( 1881-1883 ),
August Comte (1798-1857), JS. Mill ( 1806-1873 ), dan John Dewey ( 1858-1952 ).
Akhirnya, munculnya pemikiran Filsafat yang bermacam-macam ini, berakibat tidak
terdapat lagi pemikiran Filsafat yang mendominasi.
4. Masa Abad
Dewasa Ini
Filsafat dewasa ini atau filsafat
abad ke-20 juga di sebut filsafat kontemporer. Ciri khas pemikiran filsafat ini
adalah desentralisasi manusia karena pemikiran Filsafat abad ke-20 ini
memberikan perhatian yang khusus kepada bidang bahasa dan etika sosial. Dalam
bidang bahasa terdapat pokok-pokok masalah, yaitu arti kata-kata dan arti
pertanyaan-pertanyaan. Masalah ini muncul karena realitas sekarang ini banyak
bermunculan bebagai istilah yang cara pemakaiannya sering tidak di fikirkan
secara mendalam sehingga menimbulkan tafsir yang berbeda-beda pula. Maka
timbullah filsafat analitika, yang di dalamnya membahas tentang cara berfikir
untuk mengatur pemakaian kata0kata yang menimbulkan kerancuan, sekaligus dapat
menimbulkan bahaya-bahaya yang terdapat di dalamnya. Karena bahasa sebagai
obyek terpenting dalam pemikiran filsafat, para fikir menyebutnya sebagai
logosentris. Bidang etika sosial memuat pokok-pokok masalah apakah yang hendak
kita perbuat didalam masyarakat dewasa ini.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat berasal dari bahasa yunani
yaitu philosopia, yang berarti philos adalah cinta, suka
dan sophia adalah pengetahuan, hikmah. Jadi philosophia
adalah cinta pada kebijaksanaan atau cinta pada pengetahuan.
Filsafat adalah hasil daya upaya
manusia dengan akal budinya untuk memahami atau mendalami secara radikal dan
integral serta sistematis hakikat yang ada yaitu:
Ø Hakikat
Tuhan
Ø Hakikat alam
semesta
Ø Hakikat
Manusia
Adapun Sistematika Filsafat dari
masa ke masa yaitu sebagai berikut :
1. Masa Yunani
2. Masa Abad Pertengahan
3. Masa Abad Modern
4. Masa Abad Dewasa Ini
DAFTAR PUSTAKA
Syadali Ahmad, Mudzakir.1997. Filsafat
Umum. Bandung: Pustaka Setia
Sumarna
Cecep.2010. Filsafat Ilmu. Bandung: Mulia Press
Poerwantana, Ahmadi, Rosali. Filsafat
Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya
hendy.blogspot.co.id/2012/10/makalah-filsafat-umum.html