PENGHUJUNG RAMADHAN
M.Abdullah
Umar, M.A
Jikalau fajar menyingsing di ufuk timur,
dilanjutkan dengan kicauan burung dengan nada teratur, seolah olah membangunkan
orang yang sedang tidur sambil mendengkur, untuk bertafakur kepada Allah yang
maha gofur, niscaya nikmat Allah takkan terukur, dengan pesawat tempur,
sekalipun dengan Alat yang paling manjur yang sering digunakan oleh Almarhum
pak Gusdur, niscaya nikmat Allah tetap takkan terukur. Allah SWT berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ
لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih". (Q.S. Ibrahim :7).
Maka dari itu kita harus selalu
bersyukur kepada Allah, Shalawat seiring salam tak lupa kita sanjung agungkan
kepada jujungan kita nabi besar Muhammad SAW, yeng telah merobek pintu
kegelapan menuju ke pintu yang penuh cahaya, seperti yang dapat kita rasakaan
pada saat ini.
Masyairal muslimin Rahimakumullah..
Tak
terasa Ramadhan akan meninggalkan kita, yang artinya beberapa hari lagi bulan
yang penuh berkah ini akan pergi. Bila kita lihat sekeliling kita, sudah mulai
terasa sebagian jamaah dimasjid atau musholla berkurang, pasar dan Mall menjadi
sangat ramai. Banyak rumah yang berganti cat, menandakan mereka disibukan
dengan persiapan Lebaran Idul fitri. Tentu saja orang-orang pasti bergembira
menyambut Idul Fitri, karena Id bermakna hari kegembiraan.
Namun
ada nuansa kesedihan dalam kegembiraan itu, karena bulan
yang paling berkah ini, Bulan yang pintu-pintu surga dibuka dan pintu neraka
ditutup. bulan suci yang dimana syetan dibelenggu. lalu ibadah terasa ringan
dan kaum muslimin berada dalam puncak kebaikan,Bulan ini akan segera pergi
meninggalkan kita, maka pergi pula berbagai keutamannya.
Semua keutamaan itu takkan bisa ditemui lagi ketika bulan
suci ini pergi. Ia hanya akan datang pada bulan Ramadhan setahun lagi. Padahal
tidak ada yang dapat memastikan apakah seseorang masih hidup dan sehat pada
Ramadhan yang akan datang. Maka patutlah kita merasakan kesedihan ketika
Ramadhan menjauh pergi meninggalkan kita.
Selanjutnya kita berharap dengan Ramadhan kali ini
seluruh amal ibadah kita dan seluruh khilaf kita diampuni oleh Allah SWT,
karena pada bulan ini pintu syurga dibuka selebar-lebarnya dan pintu neraka
ditutup serapat-rapatnya. Rasul bersabda:
إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة وغلقت أبواب
النار، وصفدت الشياطين” رواه البخاري ومسلم واللفظ له
“Jika telah datang bulan
Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan
dibelenggu” [Muttafaqun ‘alaihi]
Sungguh bulan yang istimewa
ini akan pergi meninggalkan kita.
Masyairil muslim
rahimakumullah..
Masih ada waktu bagi kita sebelum Ramadhan pergi. Masih
ada kesempatan bagi kita untuk menambah amalan amalan sholih di akhir Ramadhan.
Maka hari ini dan hari kedepan, kita perbaiki sikap kita. Bulatkan tekkad kita
untuk berbuat baik seolah-olah ini pertemuan Ramadhan terakhir kita, dengan
begitu tidak ada lagi bermalas malasan dalam ibadah dibulan ini.
Bila ada yang sibuk
menyiapkan kue lebaran, maka kita memenuhi makanan ruhani kita dengan
mengencangkan ikat pinggang, bersungguh-sungguh beribadah sepanjang siang,
terlebih lagi di waktu malam.
Bila ada
yang menyiapkan banyak uang dan waktu untuk membeli pakaian baru, maka mari
kita menghabiskan waktu kita dengan pakaian taqwa. Dengan pakaian taqwa itu
kita menghadap Allah di masjid-Nya, bertaqarrub (mendekatkan diri) dalam
khusyu’nya shalat, tilawah, dzikir, dan munajat kepada Rabb yang maha Agung.
Marilah kita giatkan
berangkat ke masjid, beri’tikaf. Karena di penghujung Ramadhan ini terdapat
malam yang lebih utama dari seribu bulan, yakni malam Lailatul Qadar. Allah SWT
berfirman :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا
أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
(3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ
(4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
“Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada Lailatul Qadr. Dan tahukah kamu apakah
Lailatul Qadr itu? Lailatul Qadr itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam
itu turun malaikat-malaikat dan Ar Ruh dengan izin Tuhannya untuk mengatur
urusan. Malam itu (penuh) Salaam (kebaikan) sampai terbit fajar”. (QS. Al Qadr
[97] : 1-5).
Dengan keistimewaan dan keberkahan malam
Lailatul Qadar tersebut, marilah kita bersungguh sungguh dalam mengamalkannya.
Kesempatan yang cukup langka dan jarang kita dapatkan. Saat dimana pahala
dilipat gandakan dan pintu taubat di buka selebar-lebarnya oleh Allah SWT.
Masyairal
Muslimin Rahimakumullah..
Hal yang
terakhir, disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya diakhir-akhir bulan Ramadhan
adalah mengeluarkan zakat fitrah sebagaimana dalam riwayat Bukhari Muslim dari
Abdullan bin Umar:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ – رضى الله عنهما – قَالَ فَرَضَ
رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ ، أَوْ
صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى الْعَبْدِ وَالْحُرِّ ، وَالذَّكَرِ وَالأُنْثَى ، وَالصَّغِيرِ
وَالْكَبِيرِ مِنَ الْمُسْلِمِينَ ، وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ
إِلَى الصَّلاَةِ
Dari
Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma; beliau mengatakan, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri, berupa satu sha’ kurma
kering atau gandum kering. (Kewajiban) ini berlaku bagi kaum muslimin, budak
maupun orang merdeka, laki-laki maupun wanita, anak kecil maupun orang dewasa.
Beliau memerintahkan agar ditunaikan sebelum orang-orang berangkat shalat.”
(Hr. Al-Bukhari, no. 1433; Muslim, no. 984)
Di Hadits
lain Ibnu Abbas Radiallahu ‘anhu :”Rasulullah Sallalahu ‘Alaihi Wasallam telah
mewajibkan zakat fitrah itu sebagai penyuci bagi orang yang berpuasa dari
perbuatan sia-sia dan ucapan yang kotor dan sebagai pemberi makan orang yang
miskin …” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Daraquthni dan Hakim)
Dari
hadis diatas jelaslah hitungan dan beberapa hikmah dari zakat, bahwa zakat
akan menyebabkan keberkahan dan kebaikan pada harta dan jiwa yang mana diharapkan
dapat menyuburkan sifat kebaikan yang bersemayam dalam hati nurani seseorang,
sehingga membuatnya dapat merasakan penderitaan orang lain, dan karenanya ia
terdorong untuk membantu mereka dengan penuh keikhlasan hati.
Hadirin
rahimakumullah..
Kita mungkin tidak bisa bersedih dan
menangis sehebat Nabi dan para sahabat karena Ramadhan meninggalkan kita, namun
selayaknya kita pun takut sebab tak ada jaminan apakah amal kita selama hari-
hari yang lalau ini diterima, begitu pula tak ada jaminan apakah kita
dipertemukan dengan Ramadhan tahun berikutnya. Marilah kita berdoa;
Wahai
Rabb’i… terimalah puasa kami, shalat kami, ruku’ kami, sujud kami dan tilawah
kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
“Ya
Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik
amalku adalah pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik hari-hariku adalah hari di
mana saya berjumpa dengan-Mu Kelak.”
Ya Allah,
pertemukan lah kami dengan Ramadhan berikutnya agar kami dapat merasakan
kembali keberkahaan dan kemuliaan bulan yang suci ini. Dan teguhkan lah kami
dalam perbuatan baik kami meskipun Ramadhan telah usai. Amin Yarabbal Alamin.
Akhiru kalam, Wassalamualaikum wr,wb..